Lompat ke konten

Pada Akhirnya Kamu Menyingkirkanku Seolah Aku Tak Punya Makna Lagi

Aku Tak percaya lagi

Yang terus teringat adalah sepi lalu ia mengikat. Dan luka, ia ada dan mengabadi pada setiap kata dan upaya. Maaf, aku tak lagi percaya. Kamu masih percaya enggak sama dia yang pernah ninggalin kamu terus bilang masih sayang?

Pada Akhirnya Kamu Menyingkirkanku Seolah Aku Tak Punya Makna Lagi

Aku menemanimu saat sedang hancur-hancurnya. Dengan sabar menyeka air matamu. Menyediakan pundak untukmu bersandar. Dan memeluk jiwamu yang rapuh berantakan. Sampai kemudian kau sudah mampu berdiri sendiri. Lalu kau menyingkirkanku, Seolah aku tak lagi punya makna. Seolah aku tak pernah membuatmu tersenyum.

Aku adalah luka yang kau tikam ulang. Kau membiarkanku mati. Kau membiarkan perasaanku kosong dan sepi. Kau membuatku tidak mampu berharap apa pun lagi tentang hidup ini. Pernahkah kau membantu seseorang lepas dari kesedihan, kemudian setelah ia sembuh kau dibuang?

Baca Rekomendasi :   Jangan Pacaran Lagi, Setelah Putus Berkali-Kali. Ini 5 Alasannya!

Aku Mencoba Merelakanmu Pergi, Kubunuh Perasaanku Sendiri dan Kubunuh Sampai Mati Rencana Kita. Hingga Harapan Tak Ada Lagi yang Tersisa.

Kala itu, rembulan di wajahmu masih memelukku. Terang dalam malam kelabu. Senyummu sejuk, dan aku takluk. Bertekuk lutut. Kamu hanya rembulan , pudar ketika pagi kemudian datang. Hari-hari jadi begitu gersang. Bahkan malam kini tidak ada lagi engkau.

Aku mencoba merelakanmu pergi. Kubunuh perasaanku sendiri. Kubunuh sampai mati rencana kita. Hingga harapan tidak ada lagi yang tersisa. Siapkah kau untuk kehilangan rembulanmu?

Pada Hati yang Tak Mau Lagi Mau Lagi Percaya Kamu Mengucap Cinta, Pada Tubuh yang Tak Mau Berharap Kamu Mendekap.

Pada hati yang tak mau lagi percaya, Kau mengucap cinta. Pada tubuh yang tak mau berharap Kau mendekap. Adakah janji? Bukankah rasaku Kau jatuhkan Berkali-kali?. Janganlah terombang-ambing dalam rasa. Kasihan aku

Baca Rekomendasi :   Ada yang Hidup Sendiri Tapi Bahagia, Ada yang Hidup Bersama Tapi Sengsara

Dia datang dan pergi seenaknya, bagaimana kau menyikapinya?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *