Bebas Itu Mampu Melepaskan Diri Dari Godaan Harta, Tahta dan Cinta

  • Bagikan
Semua Karena Cinta
Semua Karena Cinta

Pahlawan menurut M. Dahlan Al Barry adalah Pejuang bangsa, negara atau agama. Mereka yang disebut pahlawan adalah para pejuang bangsa yang telah menorehkan tinta kemerdekaan, K.H. Ahmad Dahlan, Tan Malaka, I Gusti Ngurah Rai, Jend. Sudirman, Zheng Cheng Gong, Huo Yuanzia, Hasan Al Banna, Sayyid Quthb mereka adalah orang-orang yang mengorbankan jiwa raganya untuk kemerdekaan negeri mereka dari penjajahan.

Hassan Al Banna dalam sebuah risalah pergerakannya, mendefinisikan terkait pahlawan nasional “mereka siap mempertahankan kehormatan bangsanya dan siap menebusnya meski dengan mengalirkan darah dan mengorbankan nyawa. Mereka siap berkarya nyata demi kejayaan tanah airnya, mempertahankan kehormatannya, serta menciptakan kebahagiaan masyarakatnya.”

Pahlawan adalah mereka yang telah mampu melepaskan diri dari godaan Harta, Tahta dan Cinta.

Karena memang tiga hal tersebut telah menjadi penyakit yang menjangkiti hati para pahlawan. Allah pun telah mewanti-wanti terkait hal itu: “jika bapak-bapak, anak-anak saudara-saudara, istri-istri, keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, serta rumah kesukaan kalian lebih kalian cintai daripada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”.

Baca Rekomendasi :   Membangun Hubungan Bukan Hanya Memberi Kesempatan. Tapi Tentang Usaha Kamu Juga

Salah satunya tentang cinta, cinta telah terlukis di dalam hati setiap insan, cinta telah masuk dalam relung hati yang terdalam. Cinta telah memberikan arti hidup bagi setiap insan

Begitu banyak, “calon pahlawan” yang gagal karena menggadaikan cinta kekal kepada Allah dengan cinta sementara, wanita. Dahulu mereka menasehati, mengingatkan tapi sekarang mereka dinasehati dan diingatkan, dalam arti bahwa cinta telah menggelapkan pandangannya.

Anis Matta dalam bukunya Mencari Pahlawan Indonesia menjelaskan tentang cinta, “Cinta adalah sumber kekuatan jiwa yang dahsyat. Akan tetapi, ketergantungan adalah kelemahan jiwa yang fatal, yang dalam banyak hal merupakan sumber kehancuran. Ada banyak pahlawan yang kehilangan momentum kepahlawanannya karena kelemahan jiwa ini.

Maka, para pahlawan mukmin sejati selalu menanamkan sebuah tradisi dalam dirinya: “Jagalah jarak tertentu terhadap siapa pun yang engkau cintai. Sebab, kita tidak akan selalu bersamanya setiap saat. Takdir mungkin memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai setiap saat. Namun, perjalanan menuju kepahlawanan tidak boleh berhenti.”

Baca Rekomendasi :   Allah Menyuruhmu Yakin Kepada Setiap Rencana-Nya, Lalu Apa Yang Masih Membuatmu Khawatir?

Sebuah kepastian bahwasannya setiap insan menemukan titik kelemahan dalam tiga aspek tersebut, harta, tahta dan CINTA. Namun, mereka pahlawan adalah yang telah mampu menggantikan kenyataan dengan sebuah angan-angan. Angan-angan hidup kekal dan abadi. Mereka memahami semua hanya senda gurau.

Cinta adalah sumber kekuatan jiwa yang dahsyat. Akan tetapi, ketergantungan adalah kelemahan jiwa yang fatal, yang dalam banyak hal merupakan sumber kehancuran.

Sungguh cinta adalah kekuatan jiwa yang dahsyat. Karena, kita dapat hiduppun karena cinta. Cinta yang kekal adalah cinta kepada sang Rabb. Karena, percuma ketika rasa cinta yang dahsyat itu diberikan kepada sesama makhluk Allah swt. Teringat sebuah percakapan dalam film “Hafalan Shalat Delisa” antara sang anak dan uminya yang saling mencintai.

Baca Rekomendasi :   Terima Kasih, Untuk yang Tak Bisa Jauh Dari Jatuh Cinta~

Teringat Dalam Flim Delisa, Sungguh Cinta dan Kekuatan Cinta Bisa Mengalahkan Semuanya!

Delisa memeluk umi dan mengatakan “Umi, Delisa sayang umi karena Allah”. Umipun menangis haru dan membalasnya, “Umi juga sayang Delisa karena Allah”. Sungguh suasana yang mengharukan, ketika dahsyatnya cinta dilandaskan atas cinta yang lebih tinggi, yaitu Allah swt.

Jangan pernah takut terhadap sebuah cinta. Karena, dengannya pun kita dapat mendekatkan diri kepada Allah bahkan lebih dekat dari pada apa yang kita bayangkan, telah banyak kisah yang saya tuliskan di atas. Yang diperlukan hanyalah sedikit merubah presepsi atau cara pandang kita dari yang biasanya. Karena memang setiap kebaikan berada di antara dua sisi. Sehingga perlu berhati-hati dalam memahaminya, agar tak terjerumus.

Sumber Foto : Instagram.com/anisadheaa

  • Bagikan
2 7

You cannot copy content of this page