Magelang, kota kecil seribu kenangan. Kota yang paling singkat aku tinggali namun menyimpan kenangan pahit dan manis di hidupku. Kota ini mengajariku mencintai tanpa harus memilki, berjuang dengan penuh doa serta hidup dalam perbedaan. Kota ini juga mengajariku pahitnya dunia kerja atau aku hanya saja kurang beruntung di kota ini.
Magelang, Kota Seribu Bunga yang Menjadi Awal Perjumpaan Kita. Berkesan dan Terukir Apik Memang.
Awalnya, aku gak yakin untuk hidup di kota dengan sekecil ini. Kota yang merupakan salah satu kota paling kecil di Indonesia ini. Kota dengan seribu pesona wisata dan penuh dengan surga dunia. Bagiamana tidak, selain penduduk yang ramah khas jawa, kamu akan dengan mudah menembah teman di kota ini.
Sebagai kota nan mungil, terhitung dengan jari berapa mall yang ada di sini. Tahun 2012 hanya ada mall di pusat kota yaitu di sekita alun-alun magelang. Disinilah anak muda magelang bersantai ria atau hanya sekedar menghabiskan malam minggunya.
Sore Itu, Pandangan dan Pertemuan Kita Nyataya Menjadi Awal Benih-Benih Cinta Mulai Bersemi.
Sore itu, di salah satu pusat perbelanjaan di kota kecil yang mungil ini. Kau dan aku bertemu dan saling menyapa, lalu mengobrol santai gaya anak muda. Sama-sama sebagai pendatang baru di kota ini, tak banyak teman dan sahabat.
Akhirnya kita pun mulai akrab dan sering saling menyapa, mulai dari sapaan yang manis semanis madu di pagi hari sampai dengan jogging bareng di pinggir sawah. Ya dipinggir sawah, sambil menikmati hijaunya padi serta kicauan burung-burung. Ah, Magelang. Meski hanya empat bulan kau hadir dalam hidupku. Disinilah aku belajar hidup mandiri, bebas dari meminta uang jajan dari ayah. Dan tentunya hidup bahagia dengan kesederhanann dan bersahaja
Minggu Pagi Menjadi Agenda Rutin Kita Untuk Menikmati Hijaunya Padi Sambil Menghirup Udara Segar
Minggu pagi, menjadi hari bahagia bagi kita, menikmati sang mentari bangun dari tidurnya. Menghirup udara segar bersama dan tak lupa menangkap belalang di pinggir sawah sambil istrahat. Kita memang gila, gila terhadap kota ini. Kota yang menawarkan keindahan alam serta keramahtamahan penduduk. Dan akan menjadi kenangan terindah bagi kita.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya kita mulai saling jatuh hati. Entah siapa yang memulai, tapi yang pasti status pacaran melekat pada kita. Pertemuan demi pertemuan kita lalui bersama, sejengkal demi sejengkal tanah di kota ini mulai kita telusuri.
Pada Akhirnya Jarak Pun Memisahkan Kita, Meski Tak Ingin Berpisah Tapi Rindu Ini Terlalu Mahal Untuk Digadaikan Dengan Ribuan Kilometer
Empat bulan kita lalui secara bersama, dan tibalah akhirnya cobaan mulai melanda kita. Aku terpaksa resingn dari kerjaan karena sesuatu hal. Dan akan segera hijrah ke Jakarta, Ibukota dengan seribu problema.
Dan akhirnya kita memutuskan untuk berpisah karena jarak dan waktu. Keputusan yang sulit, tetapi kita berjanji untuk saling komunikasi. Terima kasih banyak untukmu gadis yang pernah mengisi ruang hampaku selama di kota ini. Meski hanya singkat, bagiku itu sangat berarti.
Satu Hal Yang Selalu Menjadi Bagiaan Dari Doa-Doa Ku, Semoga Kamu Mendapatkan Pengganti Yang Jauh Lebih Baik Dariku
Meski aku sudah pergi dari hidupmu, aku bukan benar-benar pergi seutuhnya. Aku hanya terpaksa meninggalkanmu karena jarak dan waktu. Kelak, jika ada pria lain yang mendekatimu, terimlah dia jika sesuia dengan kriteriamu. Apalagi dia jauh lebih baik dariku.
Aku berharap, kamu akan bahagia menjalani kisah-kasihmu dimanapun kau berada. Dan aku akan selalu mendoakanmu supaya bahagia dunia dan akhirat. Pun kelak kita bersua entah dimana, jangan lupa saling menyapa karena bagaimanapun kita pernah menjadi pasangan kekasih atau setidaknya kita pernah saling mengenal.
Artikel ini sudah tayang di hipwee.com dan merupakan tulisan asli penulis.