Siapa tau memang ini adanya. Kamu yang ku sebut namanya dalam doa, Ternyata dia juga menyebut namamu dalam doanya. Lantas aku harus bagaimana? Aku tidak bisa menolak kehendak Nya. Jika memang di laul mahfudz namamu ada bersama namanya. Apa aku bisa menolak? Aku hanya bisa ikhlas. Ikhlas melihat dirimu bersama dirinya.
Meskipun Allah mentakdirkan kita bertemu, Mungkin itu hanya sebagai perantara. Agar dirimu bisa lebih mengenal Rabbmu. Ya meskipun aku yang memperjuangkanmu, Membantumu berhijrah dalam ketaatan. Namun apalah dayaku, yang hanya menjadi perantara hidayah untukmu dari Nya. Sekali lagi aku hanya bisa ikhlas, Ikhlas dari semua yang sudah ditetapkan. Kini, kamu hanyalah doaku yang sudah terlewatkan. Salam dariku yang selalu mendoakanmu.
Bila Jodoh Memang Harus Dijemput, Aku Yakin Akan Menjemputku Dengan Cara yang Baik
Bolehkah aku bercerita sekilas tentang perasaanku, Cerita tentangmu yang kini berada dalam bagian doaku. Yang tidak pernah bosan, aku sampaikan kepada pemilik hati, Jika memang jodoh adalah cerminan diri, maka aku akan terus berkaca untuk memantaskan diri di hadapanNya. Biarlah jarak antara kamu dan aku saat ini menjadi bagian dari perjuangan kita untuk bersama nantinya,
Kalau memang jodoh harus di jemput, Aku yakin kamu akan menjemputku dengan cara yang baik. Akan ku jaga semua ini hingga saatnya nanti, Semoga langkahmu menuju aku di ridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena kalau memang kita berjodoh meski di batasi oleh gunung yang tinggi, bahkan terpisah oleh samudera yang luas, Ku yakin kita akan tetap bertemu.
Bahkan Dahulu, Kala Hujan Turun. Aku Selalu Senantiasa Melangitkan Namamu.
Kamu tahu, Rintikan hujan yang turun ke bumi, Layaknya air mataku yang mengalir seraya setia menantikanmu disini. Aku merindukan hujan turun, Karena di balik derasnya hujan, tersimpan banyak pesan yang terus ku kirimkan padaNya. Semua ini masih tentangmu, Antara aku, kamu dan hujan yang terbungkus indah menjadi untaian doa doa.
Hujan yang kunantikan dibalut kerinduan. Aku ingin suatu saat nanti kita sama sama menantikan hujan turun. Seperti saat ini kamu yang menjadi bagian dalam penantianku. Kamu yang entah dimana saat ini, aku selalu melangitkan namamu ketika gemuruh dan mendung bersatu menjadi air hujan yang berkah.
Kalau doa akan dijabah saat hujan, aku adalah orang yang takkan pernah bosan mendoakanmu. Semoga suatu saat nanti, skenario pertemuan kita dalam suasana yang indah atas takdirNya. Bila saja nanti kita bertemu, semua ini atas doa doa yang pernah kupinta padaNya, dan hujan adalah salah satu saat terindah dalam melangitkan namamu. Untukmu, bila hujan turun, kamu senantiasa di doaku ♥️
Pun, Akhirnya Hujan yang Kunantikan Turun Jua Karena Dalam Rintikian Hujan Selalu Kulangitkan Namamu
Kemarin baru saja menantikan hujan turun, Rasanya baru sebentar aku menunggu itu. Mei, Itu bukan nama orang yang ku nantikan layaknya hujan. Itu nama bulan bersama datangnya hujan ini, Di tanggal 01 Mei ini atap rumahku beserta lingkungan yang sederhana basah oleh keberkahan dariNya.
Tenang saja, Saat hujan turun aku senantiasa melangitkan namamu, itu bukan yang kemarin aku tuliskan?Iya, kamu sekarang aku doakan enggak tau seberapa banyak namamu menuju langit karena aku percaya Dia mengabulkan doa doa disaat yang sangat berkah ini. Ini hanya catatan sederhanaku tentang hujan dan kamu, mewakili seberapa banyak lagi hujan yang akan turun setelah ini,
Singkat saja, Saat hujan turun, aku senantiasa melangitkan namamu
Hujan di Kota Duri
Artikel ini merupakan kumpulan status intagram dari @budysatriaa dan sumber gambar via instagram @dailyhijabtraveler