Sebaiknya, Aku pergi menjauh hingga tak tampak lagi olehmu. Jangan menungguku. Aku tak ingin kita saling menunggu. Aku tak ingin bertanggungjawab atas rindumu. Bukan aku tak ingin bersamamu, Namun, aku menjaga rasa ini hingga pada waktunya. Perihal rasa yang kau miliki saat ini, hapuskanlah. Aku tak sanggup bila suatu saat nanti, namaku kau sebut sebagai pelaku patah hatimu jikalau pada akhirnya kita tak bersatu.
Aku sengaja pergi, Aku ingin mengajarkanmu tentang mengikhlaskan, Bahwa mencintai sesungguhnya bukan dengan cara seperti ini. Biarkanlah perpisahan menguji rasaku dan rasamu yang kini menggebuh. Kau percaya pada ketetapan-Nya bukan? Jika kau percaya, bantu aku melepasmu dengan caraku meninggalkanmu. Aku tak pernah khawatir tentang siapa yang akan menemani kehidupanku nanti,
Tentang siapa yang akan berjalan beriringan dalam hidupku nanti,
Kalau jodoh adalah cerminan diri, Maka aku ingin memantaskan diriku dengan menjauhimu dan jangan menungguku. Kalaupun Dia menuliskan namamu sebagai ketetapan-Nya, Maka sejauh apapun aku dan kamu terpisah, yakinlah. Kita pasti bertemu juga dalam skenario-Nya yang paling terindah.
Aku Sedang Menanti, Atas Nama “Penantian” Namamu Yang Tak Pernah Bosan Kulangitkan
Singkatnya, Aku sedang menanti. Atas nama “penantian” namamu yang tak pernah bosan kulangitkan.
Jangan tanyakan soal harapan, Harapanku, suatu saat nanti kita saling di-pertemukan. Dalam keadaan yang begitu mengesankan penuh keberkahan. Kini aku sedang mempersiapkan. Berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan, agar nantinya yang aku temukan adalah sosok cerminan.
Biarkanlah ini menjadi cerita indah sebelum bertemu denganmu. Mengikhtiarkan sebuah impian untuk segera bersatu. Jika nanti, Allah swt memilih namamu yang menjadi pelengkap separuh agamaku,
Maka, dengan rasa bahagia aku menerima ketetapan terindah-Nya. Temani aku dalam melangkah.
Bantu aku saat gelisah. Dan ingatkan aku jika salah, Lengkapi kekurangan yang berada pada diriku.
Ketika kita telah dipertemukan nanti, aku ingin menyatakan sesuatu dengan rasa malu. Yang ingin aku sampaikan adalah kamu merupakan “Hadiah Penantian” yang selama ini aku semoga-kan. Semoga, kita saling dipertemukan.