Kadang kamu harus menyadari bahwa bagian terburuk dari hari ini adalah dia sedang asyik tertawa lepas, sedang di sini air matamu terus terkuras. Maka, bila rasa kian tak terbalas, lepaskanlah dengan ikhlas. Sebelum akhirnya harapmu menghujam jantung dan hati terdalam, lalu kau termenung dalam sepi, bersedih, dan menjadi penikmat luka yang abadi.
Bila rasa kian tak terbatas, maka lepaskanlah dengan ikhlas. Jangankan biarkan dia asyik tertawa lepas, sedang disini air matamu kain terkuras. Ya, sebelum sepi menenggelamkanmu pada sedih yang tak tersudahkan.
Ada yang Meratap Menatap Sesuatu yang Lagi Menetap. Tapi yang Bijak Akan Bangkit Tak Lagi Mengungkit Rasa Sakit. Cintanya Boleh Gagal Tapi Impiannya Tetap Diperjuangkan.
Ada yang berduka, ia meratap sebab menatap apa yang tak lagi hadir di dekatnya. Lalu merasa bahwa mimpi dan harapannya ikut hancur direnggut nestapa. Akan tetapi bagi pribadi yang bijak, ia memilih untuk buru-buru bangkit, enggan mengungkit rasa sakit. Impiannya tetap hidup untuk terus diperjuangkan. Rasa sakit menjadi motivasi untuk bangkit. Terjatuh, untuk melesat jauh.
Tetap semangat, bagi kamu sang pejuang yang sedang mengikhlaskan. Kamu yang memutuskan untuk tak lagi dekat-dekat dengannya, dan memilih untuk mundur secara perlahan. Aku tahu, awal-awal mengikhlaskan itu berat, sesak, sulit. Karena kita harus menghadapi kenyataan tentang hari-hari tanpa sebuah kabar dan pesan darinya.
Tapi seiring berjalannya waktu, kita akan mulai terbiasa tanpa semua itu. Dan akhirnya kita akan menyadari bahwa ternyata ketiadaannya membuat hidup lebih baik. Ketiadaannya membuatmu tak perlu lagi menitikkan air mata di sudut sepi, tersebab dia sering menyakiti. Ketiadaannya membuatmu tak perlu lagi lelah menunggu hingga menghabiskan banyak waktu.
Percayalah, Kelak Akan Kamu Temui Hati yang Tulus Mencintai. Yang akan mengistirahtkan Kamu Dari Lelahnya Memeprjuangkan Rasa Tanpa Balasan.
Untuk kamu yang mungkin pernah begitu keras dalam memperjuangkan rasa, dan pernah mencoba menjadi yang terbaik untuknya, namun kian lelah karena semua tak terbalaskan. Sesak di dada, berjuang sendirian, itu melelahkan.
Kamu berharap dia memiliki perasaan yang sama. Tapi tetap saja: seolah bertepuk sebelah tangan. Ah, jika begini adanya, maka pulanglah dari hati yang selalu membuatmu menarik napas dalam-dalam. Karena percayalah, kelak akan kau temui hati yang tulus mencintai. Yang akan mengistirahatkanmu dari lelahnya memperjuangkan rasa tanpa balasan.