Lompat ke konten

Bagaimana Jika Kita Bertukar Jiwa? Agar Kau Tahu Bagaimana Rasanya Menjadi Aku

Kau pernah tahu apa yang aku rasakan? Kau pernah tahu bagaimana rasanya menjadi aku? Kau pernah tahu bagaimana rasanya berjuang, tapi seakan seperti tak di hargai. Kau tak pernah tahu kan! Sebab kau tak merasakan berada di posisiku ini. Sebab saat ini yang berjuang hanyalah aku. Sementara kau menjadi orang yang tengah berusaha aku perjuangkan saat ini. Ya, saat ini. Saat semangatku untuk berjuang masih panjang. Tapi, aku tak tahu apa jadinya nanti. Saat semangat ini nyatanya tak lagi ada.

Apakah akan menjadi salahku jika pada akhirnya aku yang memutuskan untuk berjuang, namun aku juga lah yang pada akhirnya memutuskan untuk mengakhirinya? Mungkin jika dalam proses perjuanganku nanti aku melihat ada harapan baik dari usahaku ini, yang pasti aku tak akan berhenti. Namun sebaliknya, jika harapan itu nyatanya tak berbuah baik, pada akhirnya menyerahlah yang bisa aku lakukan lagi.

Baca Rekomendasi :   Aku Pernah Berjuang, Namun Pada Akhirnya Aku lah yang Dibuang

Jika memungkinkan, aku ingin kita bertukar jiwa. Agar kau tahu bagaimana rasanya berada di posisiku ini

Kau ingin tahu bagaimana rasanya menjadi aku? Mungkin dengan bertukar jiwa kau bisa merasakan posisiku saat ini. Ah, tapi rasanya bertukar jiwa adalah hal yang tak akan mungkin bisa terjadi. Sebab jiwa aku dan jika kamu sampai kapan pun tak akan pernah bisa tertukar. Sudahlah, biar lah ini menjadi usahaku sendiri untuk mendapati hatimu.

Tak mudah memang bagiku untuk meluluhkan hatimu yang keras seperti batu itu. Tak mudah juga bagiku untuk bisa mencari celah, masuk, dan mengisi kekosongan hatimu. Tapi aku akan berusaha semampuku. Kelak nanti aku sudah tak mampu lagi berusaha dan memutuskan untuk menyerah, mungkin sejauh itu lah kemampuanku untuk menaklukkanmu. Dan maaf, mungkin kau bukan lagi orang yang harus aku perjuangkan.

Sebagai manusia aku pun punya batas kemampuan dan kesabaran. Tak selamanya memperjuangkanmu harus aku lakukan

Photo via instagram @attarakhafotografi

Aku hanyalah manusia biasa yang juga bisa menyerah dan pasrah. Kesabaranku pun tentunya ada batasnya. Untuk apa aku memperjuangkanmu jika pada akhirnya kau tak pernah memberi angin segar atau sekedar sinyal ketertarikan? Katamu aku ini payah, yang hanya bisa berjuang sampai disitu? Hey, sadarlah! Kau pikir usahaku sejauh ini hanya sebatas itu saja? Kau tak melihat dan sadar bagaimana perjuangan dan usahaku selama ini kan!

Baca Rekomendasi :   Mari Jatuh Cinta Lagi, Tanpa Perlu Harus Saling Menyakiti

Kemarin-kemarin kau kemana saja saat aku tengah berusaha memperjuangkanmu? Kau tak pernah mempertanyakan perihal usaha yang aku lakukan kepadamu. Dan kini saat aku menyerah, kau mengatakan aku ini payah. Lantas apa sih mau mu sekarang? Kau ingin aku berjuang lagi, dan selanjutnya engkau lukai lagi? Ahh, kau memang begitu lucu. Aku memang tak pernah mengerti dan memahamimu. Dan mungkin ini jugalah yang membuat semesta tak berpihak kepadaku. Mungkin ini jugalah yang membuat aku sulit mendapatimu. Bahkan untuk sekedar mengerti apa maumu saja aku tak mampu.

Baca Juga : Dahulu Aku Memang Menaruh Rasa Terhadapmu. Tapi Maaf, Kini Kamu Bukan Lagi Orang yang Aku Tuju

Baca Rekomendasi :   Mantan Itu Jodoh Orang Yang Tak Sengaja Kamu Jaga, Begini Melupakannya!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *