Aku tahu bahwa kata rindu yang kamu ucapkan itu bukanlah rindu yang sesungguhnya. Aku tahu bahwa kamu tak pernah benar-benar rindu padaku. Kamu hanya kesepian, dan lalu kamu mencariku. Kata rindu yang kamu ucapkan itu hanya sebagai kedok agar aku bahagia ketika mendengarnya. Kamu pikir aku sebodoh itu tak memahami maksutmu? Kamu salah! Sekarang aku lebih bisa dan peka memahami setiap ucapanmu itu.
Mungkin dahulu aku menjadi orang yang selalu percaya dengan setiap kata-kata dan janji manismu. Tapi kini? Kini aku tidak semudah itu untuk kamu bodohi. Aku tidak semudah itu untuk menaruh rasa percaya lagi. Sebab kini aku sudah lebih berhati-hati lagi. Sebab kini, aku tak ingin hal itu terjadi lagi.
Kamu pikir bisa dengan mudahnya datang kepadaku, lalu bisa seenaknya pergi sesuka hati? Oh maaf! Diriku bukan tempat persinggahanmu yang bisa kapanpun untuk kamu datangi dan singgahi. Jadi jangan coba-coba datang, lalu kemudian mengatakan rindu. Sebab aku tahu bahwa kamu tak pernah benar-benar menaruh rindu. Itu hanyalah taktikmu agar aku bisa berlaku baik padamu. Agar aku bisa menjadi pelampiasan pengusir sepimu.
Rindu yang kamu ucapkan itu tak pernah serius. Kamu hanya butuh orang sebagai pengusir sepimu
Sudahlah, kamu tak perlu berpura-pura. Katakan saja bahwa kamu sedang butuh teman. Bahwa kamu butuh pelampiasan pengusir sepi. Bahwa kamu butuh untuk ditemani. Tak perlu berpura-pura dengan mengatakan rindu. Sebab aku sangat tahu siapa kamu. Aku sangat-sangat mengenali siapa dirimu itu. Jadi kamu tak perlu berbohong saat tiba-tiba datang kepadaku. Saat tiba-tiba menghubungiku.
Jika di awal kamu tak berbohong padaku, mungkin aku tak akan sekesal ini padamu. Dan mungkin aku pun akan menerima kedatanganmu. Ya, meskipun aku tahu bahwa kedatangmu yang tiba-tiba itu hanyalah dikala butuh. Diluar itu semua, kamu tak akan pernah peduli. Bahkan untuk sekedar menanyakan kabarku sekalipun kamu tak akan melakukannya.
Aku sempat bertanya, kenapa harus aku yang kamu jadikan pelampiasan? Apa karena sifatku yang terlalu baik ini, hingga akhirnya kamu manfaatkan? Atau karena sifatku yang tak tegaan kepada orang lain hingga aku sangat mudah dimanfaatkan? Atau karena aku yang terlalu mudah mempercayai setiap perkataanmu? Entahlah. Bahkan aku sendiri pun sulit untuk menjawab pertanyaan itu.
Aku hanya ingin mengatakan, jika kamu tak pernah benar-benar rindu, jangan kata itu kamu ucapkan padaku hanya agar aku bisa bersikap baik dan bahagia mendengarnya. Datang saja, lalu tanyakan kabarku. Mungkin itu akan lebih baik ketimbangkan kamu tiba-tiba datang lalu mengatakan rindu. Perasaan rindu yang pura-pura kamu miliki saat tiba-tiba datang dan menghubungiku dikala sepi melandamu.
Photo via Instagram haunty_photography
Baca Juga : Rindu Itu Kini Telah Berubah Menjadi Benci. Jadi Jangan Datang Lagi Menghampiri