Seperti halnya aku dan orang-orang lain diluar sana ketika sedang dilanda rindu, tentulah dengan bertemu rindu itu bisa terbayar. Namun apalah dayaku, saat jarak yang memisahkan antara aku dan kamu, rindu itu tak bisa dengan mudahnya kita bayar dengan bertemu.
Aku orang yang terlalu gengsi untuk mengatakan bahwa aku sedang rindu. Semua aku pendam di dalam sendu. Aku lebih memilih merahasiakannya daripada memberitahu. Memberitahu kamu yang mungkin juga tengah merindukanku.
Saat rindu itu aku pendam sendiri dan tak ku sampaikan, terkadang akibat rindu yang terlalu menggebu-gebu itu aku bisa se-emosi itu padamu. Aku bisa kesal dan marah tanpa ada sebab sebenarnya. Padahal aku pun sadar, bahwa ini adalah akibat dari rindu yang aku pendam sendiri hingga memuncak di diriku sendiri.
Terkadang aku menyesali, akibat jarak ini aku sering marah dan kesal yang tak tentu arah. Sementara kamu, menjadi imbas dari kekacauan diriku ini. Aku minta maaf bahwa aku terlalu gengsi untuk sekedar mengatakan rindu kepadamu dan lebih memilih memendam daripada memberitahu.
Rasa gengsi ini membuatku tersiksa sebab memilih untuk memendam rindu padamu
Aku tahu bahwa seharusnya rindu ini aku utarakan saja tanpa harus aku pendam sendiri. Tapi karena ke-egoisanku dan karena rasa gengsi ini aku lebih memilih memendamnya daripada memberitahumu. Entah kenapa aku begitu gengsi untuk sekedar mengutarakannya. Padahal tak ada yang salah dengan yang namanya rindu. Hanya aku saja yang terlalu gengsi untuk menyebutkan itu padamu.
Seharusnya jarak ini bisa membuatku lebih dewasa lagi. Harusnya aku lebih bisa lagi mengontrol diri dan tak perlu menahan gengsi. Harusnya aku mengatakan saja apa yang aku rasa.
Agar tak menjadi beban bagi diriku sendiri. Dan agar aku dan kamu akan tetap baik-baik saja sampai nanti. Sebab aku pun tak ingin jarak ini membuat hubungan kita berakhir sampai disini. Sebab aku masih ingin bersamamu lebih lama lagi.
Maafkan aku jika terlalu egois dan berharap agar engkau selalu ada disampingku
Aku memang tak pernah benar-benar siap terhadap jarak yang memisahkan ini. Seakan tak ingin terpisah darimu. Aku masih berharap agar kamu selalu ada disampingku dan menemaniku kapanpun aku butuh kamu disisiku.
Dan kini, saat jarak benar-benar telah membuat kamu dan aku terpisah, aku seakan menjadi orang yang hilang arah dan tak ada lagi tempat bertumpu. Salahku memang yang terlalu bergantung padamu selama ini. Sehingga membuat aku sendiri sulit untuk menerima keadaan ini.
Tapi meskipun begitu, aku akan mencoba lebih dewasa dan perlahan bisa menerima semua ini. Semoga dengan perlahannya aku yang bisa beradaptasi dengan keadaan ini, kamu pun juga bisa memahami kondisiku.
Semoga kamu tetap sabar menghadapi aku yang selalu menciptakan kekacauan dalam hubungan kita akibat adanya rindu dan jarak yang kini menghalangi.
Kamu pun harus tahu bahwa kekacauan ini tercipta sebab rindu itu yang tak terbayar dengan bertemu. Sebab adanya jarak yang membuat kita tak semudah dulu untuk bertemu. Sebab aku yang teramat mencintai dan menyayangimu hingga takut untuk kehilanganmu.
Baca Juga : Kita Boleh Saja Terpisah Jarak. Tapi Untuk Hubungan, Jangan Sampai Ada Jarak