Mencoba melihat lebih jauh bagaimana bentuk rupa yang selama ini menjadi kriteria dalam mencari pasangan. Ternyata, beberapa tahun kedepan semua berubah. Kerutan demi kerutan tampak jelas terlihat.
Sosok yang begitu kau kagumi, takkan abadi ketika tolak ukurmu hanya sebatas paras yang menjadi acuan untukmu memilih.
Perihal mencintai, Jangan sampai salah arti. Lihat bagaimana akhlaknya. Bukan sebatas wajah. Ketika kau mengagumi saat melihat wajahnya, maka yakinlah itu takkan bertahan lama. Rasa kekagumanmu tadi akan pudar seiring berjalannya waktu saat kau menemukan yang lebih darinya.
Sadarlah, bukan tak boleh menjadikan rupa sebagai parameter kriteria dalam pencarian pasangan hidupmu. Namun, yang paling utama adalah pilih karena agamanya dan akhlaknya. Seseorang yang baik dalam bersikap, mampu menghormatimu dan bertutur kata yang baik, Kelak takkan pernah ada rasa bosan saat kau bersamanya, walaupun nanti sampai menua bersama.
Tentang Rindu dan Doa yang Selalu Bekerja Sama.
Ini untukmu. Yang saat ini berjuang keras menjaga rindu agar tak keliru. Sembari menanti, jangan lupa rasamu pun tetap terjaga dalam sebaik baiknya penjagaan. Khawatir, bila tak merunduk pada ketaatan, maka akan menghantam batasan karena tak mengerti aturan.
Rindu dan doa dua hal yang saling bekerja sama. Ketika kerinduan mulai menghampiri, sebaiknya doa doa hangat menjadi alasan untuk tetap menjaga diri. Keresahan karena ego yang sulit dikendalikan. Sulit memang, namun cobalah perlahan. Jangan gegabah mengatasi rindu. Aku tak ingin memaknai terlalu dalam. Karena ku yakin, dalam dirimu ada setumpuk kerinduan kepada seseorang.
Tenang saja, Jika dia memang diciptakan untukmu. Maka, dia akan tahu jalan yang harus di tempuh. Sembari merindukan, jangan lupa mendoakan.
Kita Berjarak Dalam Penantian . . .
Akan tiba saatnya nanti kita saling berjumpa. Menuai temu atas rindu yang terjaga utuh. Perjalanan waktu biarlah menjadi saksi bisu. Semesta pun tahu seberapa besar harapan itu. Hanya saja kini kita berada pada jarak yang berbeda, namun tetap pada langit yang sama.
Hai kamu, seseorang yang menjadi perbincangan dalam diksiku. Jangan menyalahkan jarak atas kerinduan yang senantiasa bergejolak. Aku pun tak kuasa menahan kerinduan ini, yang mampu kulakukan hanyalah menceritakan sosokmu lewat doa pada-Nya.
Kita berjarak dalam penantian. Bukan hal mudah untuk berpura-pura tangguh dibalik senyuman. Ada perjuangan dibalik harapan. Tentunya, kamu adalah yang menjadi alasan. Seseorang yang lagi dan lagi terus kusemogakan.
Katanya kamu adalah sebuah ketidakmungkinan, namun bagiku katanya itu akan terjawab saat kelak kita dipersatukan. Saat itulah akan aku sampaikan tepat dihadapanmu “kita adalah dua insan yang pernah menyampaikan rindu dan doa. Akhirnya kita dipertemukan dalam mimpi yang sama. Aku dan kamu adalah jawaban atas kesabaran dalam penantian dan pertemuan”. Jaga dirimu di sana. Dirimu yang entah siapa dan dimana
Artikel ini merupakan kumpulan status instagram @budysatriaa, semoga bermanfaat.