Benar memang. Ada fase di mana semua rasa ingin tahu, ingin berubah, ingin mengenalNya lebih jauh itu luntur. Samar. Tak berbentuk lagi. Benar memang, ada saat di mana semua semangat itu lambat laun memudar. Terkalahkan dengan hal yang jauh lebih memuaskan hati. Termasuk pandangan manusia dengan apa yang kita lakukan.
Kita tahu susahnya melawan hawa nafsu. Meluruskan niat yang kadang bercabang, berliku, tak pernah melulu lurus. Kita paham betul rasanya berjuang untuk tetap tegak dalam arus yang berbeda di zaman Fasad ini. Hijrah. Bukan tentang seseorang yang berubah lalu menjadi malaikat. Hijrah adalah tentang seorang hamba yang ingin taat.
Hijrah adalah tentang bagaimana merangkak, berjalan lalu akhirnya berlari menuju ridhaNya. Bukan seberapa cepat, tapi seberapa kuat ia bertahan.
Sekali lagi, hijrah itu proses. Bagaimana kita bisa menuju puncak jika kita tak mendaki..? Begitu pula, bagaimana kita bisa berjilbab sesuai syariat kalau kita tak memulai? Tak ada yang perlu diragukan. Orang tua yang tak merestui..? Takut jodoh tak ada..? Hidupmu terasa jauh tertinggal..?
Ah, payah. Setiap bahagia butuh perjuangan. Setiap cinta butuh pengorbanan. Anggap saja, hijrahmu ini adalah bukti cintamu pada Rabbmu,Sang pencipta. Kita harus paham. Tak ada yang bisa merubah seseorang pun, kecuali atas keamauannya sendiri dengan izin Allah.
“Dan seandainya Tuhanmu (Wahai Muhammad) berkehendak, niscaya seluruh yang ada di bumi ini akan beriman.” Q.S Yunus;99.
Kita sekadar saling mengingatkan, karena pada dasarnya. sebagian dari kita pernah berada dalam posisi itu. Tak mau tahu, merasa belum perlu berubah, sok hidup paling lama. Lagi”,kita tak pernah tahu kapan ajal itu datang.
Hijrah memang sulit sahabatku, tapi kau akan tahu lagi bahwa sebenarnya ada yang lebih sulit dari sekadar berubah.
Jika pada masa ‘perubahan’ itu hanya butuh berjalan lambat”. Maka ketika kau menjaga perubahan itu, kau harus memeluknya erat”. Agar tak ada satupun dari perubahanmu yang akhirnya lepas satu per satu dan megembalikanmu ke masa lalu😓. Ya, hijrah is the most easy at all. But istiqomah is the hardest thing after hijrah. You don’t know? Try it at your life!
Istiqomah adalah bagaimana kita mampu bertahan di tengah cacian yang pasti akan kita dapatkan setiap saat.Jika pertahanan kita kuat, kita tak goyah. Berubah itu memang sulit, sahabat. Tapi kau akan tahu bagaimana sulitnya menjaga “perubahan” itu setelah kau benar” berubah:’)
Berubah itu mahal sahabat, tapi siapa saja mampu ‘membelinya’ jika benar” memiliki tekat👍. Kita tak perlu takut untuk berubah sendirian. Sebab amal perbuatan kita juga dihisab masing” tak mungkin bergerombol. Bukan benar demikian?
Tak perlu takut melangkah sendiri, sebab di ujung jalan sana akan ada saudari” kita juga yang menunggu kita dengan sepenuh hati. Ketika kita merasa sendiri. Ingatlah. Allah tak akan pernah pergi. Ketika namaNya masih ada dalam dadamu. Dia akan selalu ada. Oh ya, kau tak meminta hidung tak meminta mata, telinga dll yang telah melekat pada tubuhmu. Tapi Allah memberinya,Bukan?
Ketika kita berdo’a. Cepat atau lambat do’a kita terkabul. Tapi kenapa kita sering lupa? Allah hanya meminta kita menutup auratnya. Payah kah..? Barangkali tujuan hidup masih belum terarah. Barangkali hati masih enggan untuk mengaku kalah. Ini bukan masalah duniawi saja,.. tapi fikir destinasi terakhir kita nanti
Hijrahlah dan kau akan mengerti. Bagaimana sulitnya istiqomah setelahnya. Semoga Allah akhirnya mempermudah jalanku dan juga jalanmu. KEEP HAMASAH WA ISTIQOMAH. Wallahu’alam.
Artikel ini merupakan status Facebook di Motivasi Hijrah Indonesia, semoga bermanfaat.