Aku pernah pergi meninggalkanmu dengan penuh amarah. Aku juga pernah ingin melupakan semua kenangan yang pernah kita bina selama ini. Namun, semua itu tak mudah bagiku kala itu, meski sebenarnya aku memang pernah begitu tega meninggalkanmu dalam sendiri dan sedih. Aku juga tahu perasaanmu saat itu, sakit bercampur pilu itu sudah pasti. Hanya saja aku memang begitu tega melakukannya karena hanya ingin membalas kelakuanmu.
Iya membalas semua perbuatan yang sama, dimana kamu tega meninggalkanku ketika sayang-sayangnya. Menjalin cinta yang baru dengan dia orang yang baru kamu kenal, awalnya dalih untuk melupakanku begitu tak masuk akal. Hanya karena menuturmu dia jauh lebih memperhatikanmu dan membuatmu nyaman sehingga kamu pergi begitu saja Tanpa peduli perasaan dan tangisku saat itu. Seberapa kuat pun aku memohon untuk kamu kembali, tapi nyatanya kamu pun sangat bulat untuk berpisah denganku.
Akhirnya Kamu Berbahagia Dengannya Meski Sementara, Begitu Juga Denganku. Berpura-Pura Bahagia Dengan Kekasih Baruku.
Hari berlalu begitu saja, kamu menjalani kasih dengannya dengan bahagia. Beberapa kali aku melihat status dan foto-foto kalian bersama, ketawa dengan bahagia dan bahkan tak jarang saling memuji. Rasanya inginku menghapus pertemanan kita di semua media sosialku tapi nyatanya tetap saja jari jemariku tak mampu untuk melakukannya.
Faktanya, kita tak benar-benar ingin melupakan. Hanya menjaga jarak agar tak saling merindukan.
Dan dilain pihak, aku juga sudah menjalin dengan dia kekasih baruku. Memang kami juga tak kalah bahagia, namun itu hanya di luar saja. Aku hanya menunjukkan sisiku, bahwa aku benar-benar mencintainya dan selalu memperhatikannya. Meski hatiku belum bisa melepaskanmu begitu saja, tapi tetap saja nyatanya aku pun menjalin cinta demi membuktikan bahwa aku juga bisa bahagia dengan kekasih baruku. Sama seperti apa yang kamu lakukan.
Antara Bahagia dan Sedih, Nyatanya Kamu Pun Diputuksan Oleh Kekasihmu Dengan Alasan yang Sama Saat Kamu Memutuskanku.
Bulan berlalu begitu saja, belum genap satu tahun. Ternyata hubungan kamu harus kandas begitu saja. Kamu yang dulu bahagia kini berbalut luka karena di khianati. Sesekali kamu menghubungiku dan memohon untuk kembali. Namun, sungguh berat bagiku. Memilih kembali kepadamu yang pernah berkhianat atau tetap bertahan dengan kekasihku tapi belum aku cintai dengan sepenuh hati.
Iya memang faktanya meski kita saling menyakiti dan meninggalkan. Tapi nyatanya jauh dari dalam hati kita masing-masing ingin saling memiliki dan kembali.