Kisah nabi Ibrahim dan Hajar, kisah nabi Adam dan Hawa, juga kisah antara kamu dan dia. Ada yang Alloh pertemukan sekedar untuk mengajarkan bagaimana cara mencintai yang baik, namun tidak untuk bersama, tersebab caramu yang salah dalam menjalani. Ada juga yang Alloh tidak pertemukan sebelumnya namun ada cinta, untuk mengajarkan bahwa pertemuan bukanlah syarat untuk mencintai, seperti kamu dan dia yang bertemu dengan hanya perantara orang tua atau sahabat.
Apa yang kamu harapkan dari pasanganmu nanti, mungkin tidak akan kamu temui, tapi ada kebaikan darinya yang sebenarnya kamu membutuhkan itu, bedakanlah antara harapan dan kebutuhan. Berjalanlah pada keikhlasan menerima pasanganmu nanti, baik buruknya dia akan menjadi indah jika bertemu baik buruknya dirimu. Saling menerima.
Ada yang Masih Hidup Sendiri Tapi Bahagia, Ada yang Sudah Hidup Bersama Tapi Sengsara. Bahagia Itu Soal Jiwa Bukan Semata-Mata Bersama.
Cinta sejati bukan dinilai dari awal pertemuanmu dengannya, tapi dari bagaimana kamu dan dia melewati ranjau kehidupan dan badai kapal. Karena tidak ada cinta sejati tanpa ujian. Menunjukkan bagaimana dirimu dan dia yang sebenarnya. Saling bertahan dan menguatkan, agar perahumu tidak tercabik oleh ombak. Nasehat yang sebenarnya untuk setiap yang sudah atau sedang menemukan takdir cintanya.
Takdir cinta, membawamu pada dia yang menerima dan yang bersedia untuk membersamai, tunggulah. Dia mengajarkan padamu tentang kesabaran, keikhlasan, juga ketenangan untuk menjalani setiap jengkal dan detiknya. Menuju tujuan akhir dari setiap pasangannya. Entah dunia atau syurga yang kalian tuju, semua tergantung dari kesatuan visi dan misi yang kamu dan dia buat. Tenanglah, Dia akan memberikan semua yang terbaik untukmu. Takdir cinta.
Semua Ada Pasangannya Tidak Perlu Memaksa Diri Sesuka Apapun. Tak Perlu Perlu Merendah Sampai Level Bawah Demi Apapun.
Jatuh cinta, berharap, mengejar, ingin dimiliki, bukan itu persoalannya. Yang seringnya jadi masalah itu adalah pada keberlebihannya. Biasa-biasa saja. Sebagaimana pesan Allah ta’ala di dalam kitab-Nya yang mulia, supaya seorang hamba itu menjadi hamba yang PERTENGAHAN.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga menasehati, supaya ketika mencintai itu jangan terlalu cinta, supaya ketika membenci itu jangan terlalu benci. Iya, karena yang tercinta bisa menjadi yang terbenci pada suatu hari nanti, dan sebaliknya.
Biasa-biasa saja.. Ketika kamu sedang jatuh cinta, mengejar seseorang, berharap, ingin dimiliki oleh seseorang, tidak perlu semua orang tau situasimu. Tidak perlu kau kabarkan ke seluruh semesta. Sembunyikan saja, biarlah menjadi rahasia. Satu-satunya yang perlu kau kabari adalah Rabbmu.
Dan itulah doa. Itulah harapanmu satu-satunya. Dialah satu-satunya yang pantas dikejar dengan sebaik-baik pengejaran. Dialah yang pantas memilikimu secara abadi; di bumi-Nya hingga di langit-Nya kelak suatu hari nanti yang sepadan dengan seribu hari.