Pertemuan jodoh itu memang tak satu pun yang mengetahui kapan datangnya. Yang jelas, datangnya jodoh itu tak cepat, juga tak lambat. Allah sudah mengatur kapan setiap hamba akan dipertemukan pada jodohnya. Kita tak perlu merisaukan kapan dipertemukan dan siapa jodoh kita nantinya. Sebab perihal itu, Allah sudah mengaturnya. Kita hanya perlu menunggu sembari berusahan dan memperbaiki diri.
Saat seorang anak sudah dewasa dan ingin menyempurnakan separuh agama melalui pernikahan, maka jangan sampai orang tua melarang dan menahan-nahan keinginan anak tersebut. Sebab yang ditakutkan nantinya, sang anak malah menjadi terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Hingga akhirnya menimbulkan dosa yang tidak hanya di peroleh sang anak, namun orang tua pun juga akan menjadi berdosa karenanya.
Bu, tak perlu takut jika saat menikah anakmu akan makan atau memberi makan apa saat berumah tangga nanti. Percayalah, bahwa rezeki setiap hamba sudah diatur oleh-Nya
Bu, percayalah bahwa menikah itu tidak akan mengurangi rezeki. Allah sudah mengatur rezeki setiap hamba-Nya. Jadi jika saja saat ini anakmu belum memiliki pekerjaan tetap, kau tak perlu mengkhawatirkannya. Sebab Allah berfirman:
“Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahaya yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(Q.S. An-Nur [24]:32)
Jika Allah sudah berjanji di dalam Al-qur’an, apakah masih pantas bagi kita untuk meragukan janji Allah tersebut? Bukankah janji Allah itu adalah pasti? Jika Allah sudah berjanji, maka kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah mempercayai janji Allah tersebut. Sebab Allah tak akan pernah ingkar terhadap janji-janji-Nya.
Bu, itulah kenapa kau tak perlu mengkhawatirkan anakmu ketika ia berumah tangga nanti. Sebab jika anakmu wanita, tentu sang lelaki lah yang akan bertanggung jawab terhadap hidup anakmu kelak. Lelaki baik-baik dan paham agama, pastinya akan bertanggung jawab dan tak akan menelantarkan keluarganya.
Dan jika anakmu lelaki, ia lah yang akan bertanggung jawab terhadap istri dan anak-anaknya nanti. Saat ia memutuskan untuk menikah dengan niat menyempurnakan separuh agama, artinya ia siap bertanggung jawab untuk keluarga kecilnya. Sebab saat ia siap untuk menikahi seorang wanita, artinya ia siap untuk mengambil alih semua tanggung jawab dari orang tua sang wanita itu. Karena ketika menikah, ia lah pemimpin di dalam keluarganya kelak.
Melarang anakmu menikah malah akan berpeluang besar membuatnya terjerumus dalam perbuatan yang salah
Saat anakmu sudah cukup umur dan sudah ingin untuk menikah, maka sebaiknya orang tua segera menikahkannya. Karena jika tidak, yang ditakutkan malah sang anak bisa terjerumus ke dalam perbuatan yang salah. Jika sudah begitu, orang tua juga nantinya yang akan dibuat payah. Terlebih jika sang anak tidak kokoh ilmu agamanya, yang membuatnya menjadi mudah terjerumus ke dalam perbuatan yang dilarang agama.
Bu, kamu hanya perlu yakin dan percaya terhadap janji-janji Allah. Menikah tak akan membuat anakmu tak makan. Menikah tak akan membuat rezeki anakmu semakin susah. Malah Allah sudah menjamin rezeki dan kehidupan setiap hambanya yang menikah. Buang jauh-jauh semua ketakutan dan pikiran-pikiran burukmu itu, bu. Sebab Allah tak akan pernah ingkar janji dan sia-sia kepada mereka yang senantiasa mau berusaha.