Kau tahu bagaimana rasanya saat diberi janji, namun pada akhirnya yang didapatkan malah patah hati? Kau tahu bagaimana rasanya diiming-imingin janji manis diawal, namun berujung pahit akhirnya? Sakit? Itu pasti. Kecewa? Itu sudah jelas. Kau yang menaruh janji, namun kau juga lah yang mengingkari. Kau yang mengucap janji, namun kau juga lah yang memilih pergi dan mencari pengganti.
Ternyata semudah itu bagimu untuk mengucap janji. Tanpa berfikir bagaimana seseorang akan tersakiti. Tanpa berfikir bagaimana seseorang akan patah hati sebab janji yang tak kau tepati. Kau seperti seorang pecundang yang hanya mampu memberi janji, bukan memberi bukti. Kau juga seseorang yang tak cukup berani untuk memberi kata pasti. Kau hanya berani mengucap kata “kita jalani” tanpa kata pasti, dan memberi janji seolah ada harapan besar dibalik perkataanmu itu.
Dear lelaki, Jangan mengobral janji jika diri sendiri tak yakin mampu untuk menepati
Kau tahu ada hati yang berharap besar saat janji terucap? Lantas dengan mudahnya kau patah kan harapan itu dengan pengingkaran yang kau berikan. Harusnya sedari awal kau berfikir, bahwa janji yang tak tertepati itu akan menimbulkan patah hati. Dan juga akan menimbulkan sakit hati. Entah kau sadari itu atau tidak. Yang pasti, seharusnya saat kau berani untuk berjanji, kau pun harus mampu untuk menepati.
Terlebih lagi jika janji itu kau ucapkan pada seseorang yang pernah begitu menaruh harap kepadamu. Ia yang sempat percaya terhadap setiap perkataan manismu. Ia yang sempat percaya bahwa kau tak akan mungkin mengingkari. Namun yang ia dapati apa? Kau dengan mudahnya memberi sakit hati, sekaligus juga patah hati.
Jika menurutmu salahnya yang terlalu menaruh harap kepadamu, harusnya kau pun berfikir. Bahwa kau juga pernah memberi sebuah harapan besar kepadanya, yang akhirnya membuat harapannya pun muncul kepadamu. Kau tahu bahwa wanita itu makhluk lemah yang sangat mudah sekali menaruh percaya? Kau tahu bahwa wanita itu makhluk yang sangat mudah sekali terbawa perasaan? Harusnya jika kau tahu itu, kau tak akan memberinya seolah harapan yang malah akan menyakitkan. Dan pada akhirnya memang benar, bahwa sebaik-baiknya menaruh harap, adalah hanya kepada ia Sang Pencipta.
Teruntuk kamu yang tersakiti, semoga sakit hati akibat patah hati ini akan membuat kamu lebih kuat lagi. Membuatmu tak mudah percaya dengan janji-janji yang tak pasti. Semoga kelak, sakit hatimu juga patah hatimu itu, akan Tuhan ganti dengan seseorang yang lebih baik lagi.
Teruntuk kamu yang menyakiti, terima kasih sudah mengucap janji dan memberi patah hati. Akhirnya Tuhan tunjukkan bahwa kau bukan yang terbaik sebagai pengisi hati. Semoga nanti, kau tak akan mudah lagi mengumbar janji, yang kau sendiri tak yakin mampu untuk menepati.