Katanya cinta itu seharusnya membahagiakan, menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Awalnya memang semuanya kurasakan sebelum akhirnya kamu memilih pergi. Memilih bersamanya setelah sekian lama cinta kita ukir bersama. Ah, sebenarnya bukan salahmu meninggalkanku, tapi salahku menjalin cinta tanpa ada ikatan yang halal.
Seharusnya sedari awal aku sudah tahu risikonya, bahwa mencintai sebelum ikatan suci bisa menawarkan berbagai perasaan. Mulai dari perasaan bahagia bila akhirnya kisah asmara berakhir kepelaminan atau berakhir nestapa jika hubungan kasih kandas di tengah jalan. Namun, kini sudah berlalu, biarlah kisah kita tetap kujadikan sebagai pembelajaran dalam hidup ini.
Awalnya Kukira Cintamu Tulus dan Suci, Nyatanya Penghianatan dan Luka yang Kamu Torehkan.
Awalnya kamu berjanji dengan begitu meyakinkan, bahwa hubungan asmara kita adalah hubungan yang serius. Tak perlu diragukan lagi, semua berjalan lancar sesuia harapan. Hingga akhirnya permasalah demi permasalahan mulai menggangu hubungan kita ini. Mulai dari restu yang tak kunjung ditangan hingga orang ketiga mulai memasuki.
Mungkin inilah takdir kisah cinta kita, meski tak berakhir bahagia. Tapi darimu aku belajar banyak hal, mulai dari memperjuangkan orang yang kita cintai sampai dengan cara mengikhlaskan orang yang kita sayang. Satu hal yang paling penting, cinta tak direstui juga kadang memang harus di akhiri daripada salah satu orang terluka lagi.
Mungkin Karena Orang Tak Memberi Restu, Akhirnya Kamu Memilih Mendua. Bukankah Seharusnya Memutuskanku Terlebih Dahulu?
Aku sadar betul bahwa hubungan kita ini memang tak berjalan mulus. Bukan hanya malasah kita yang banyak perbedaan dan harus rele meredam ego masing-masing. Pun dengan kedua orang tuamu yang tak merestui hubungan ini. Karena baginya aku bukanlah orang yang pas untuk mendampingimu, sekuat apapun kamu menjelaskannya tetap saja restu tak pernah kita dapatkan.
Lalu kamu pun memilih menjalin kasih dengan orang yang bisa diterima orang tuamu. Sebenarnya aku tak ada maslah, hanya saja seharusnya kamu putuskan terlebih dahulu hubunganmu denganku. Baru kamu menjalin kisah cinta yang baru. Tapi kamu justru mendua dibelakangku? Lalu apa aku harus bilang kamu sengaja mendua atau memang itu sebenarnya sifat aslimu.
Dibalik Luka yang Kualami, Semoga Kamu Bahagia Dengan Kekasih yang Sudah Direstui Orang Tuamu.
Biarlah kuterima akhir dari kisah cinta kita, terimakasih telah mendua. Dan semoga kamu dan dia bahagia hingga akhirya hubungan kalian berakhir di pelaminan. Jika hari itu datang, izinkan aku melihat kebahagianmu bukan karena aku peduli. tapi setidaknya aku bahagia melihat kamu bahagia juga yang pernah memberikan warna dalam hidupku.