Perjuangan butuh air mata. Tanpa air mata, perjuangan tak bernilai. Jangan heran kawan, bila jiwamu terus tersakiti dengan prosemu saat ini. Sebab jiwa yang teriris itu akan membawa ke hari yang indah. Jangan heran kawan, bila kedua pipimu terus dibasahi oleh permatamu. Sebab permata itu akan berakhir dengan tetesan bahagia.
Jangan heran kawan, bila kedua matamu terlihat mata panda. Sebab itu adalah bukti bahwa kau tengah berjuangan dengan kesungguhan. Semua tangis yang kau rasa akan berakhir bahagia. Dan semua perjuanganmu akan indah pada waktunya. Etss …Jangan lupa tersenyum kawan.
Percayalah, Gak Ada Air Mata yang Sia-Sia. Akhirnya Semua Tangismu Akan Berujung Pada Kebahagian yang Hakiki.
Ada kalanya kamu mati-matian berjuang, ada kalanya kamu tertatih-tatih untuk melangkah. Ada kalanya kamu tersedu-sedu dalam isak tangismu dan ada kalanya kamu merintih karena kesakitan. Fase itu terus melingkar selama perjalananmu. Jadi tak heran memang, bila jiwa terus tersakiti dan tak heran memang permata itu jatuh membasahi kedua pipimu sepanjang waktu.
Apalagi bila heningnya malam datang menghampiri. Tubuh yang seharusnya beristirahat di kasur empuk malah banting tulang menyelesaikan segala urusan. Mata yang sherusnya dipejamkan malah membelalak kesana kemari.
Bila Fajar Datang Memberi Keindahan, Percayalah Dalam Hidupmu Juga Akan Ada Fajar Pada Waktunya.
Bila fajar datang memberi keindahan. Ada jiwa yang masih tenggelam dalam kehampaan. Bila matahari datang memberi kehangatan, ada jiwa yang masih tertinggal dibalik dinginnya malam sunyi. Akan tetapi derita yang terus mengulang akan menjadi sebuah bukti kebahagiaan. Bukti bahwa perjuanganmu, deritamu dan tangismu membawamu ke hari yang lebih cerah dengan kenikmatan yang tiada henti-hentinya berdatangan.
Jiwa yang dahulunya terus merasakan sakitnya perjuangan, kini berbalik arah merasakan nikmatnya perjuangan itu. Mata yang dahulunya sering mengeluarkan permata luka, kini menghadirkan sejuta permata penuh makna nan bahagia.
Tangis yang Dahulu Bermakna Kepedihan Kini Berakhir Dengan Sejuta Kebahagiaan.
Fase yang terus melingkar berakhir dengan senyum indah nan manis rupawan. Fase yang terus menghantui menjadikanmu sosok yang kuat dan tangguh. Fase-fase itulah yang membuat tersadar bahwa setiap perjalanan hidup membutuhkan perjuangan dan air mata.
Tangis yang dahulu bermakna kepedihan dan penderitaan, kini berakhir dengan sejuta kenikmatan dan kebahagian. Semoga kelak kamu juga merasakan hal yang sama denganku. Percayalah tidak ada perjuangan yang sia-sia, semua akan indah pada waktunya.