Jatuh cinta bisa datang karena apa saja. Tak ada yang tahu pasti, kapan perasaan itu bermula, lalu tumbuh hingga menancapkan akar kuat dalam diri. Walaupun kita selalu tahu, bahwa jatuh cinta selalu memberikan sepaket bahagia dan luka dalam waktu yang sama. Nyatanya, jatuh cinta jualah kadangkala menjadi alasan untuk orang lain memilih terus melanjutkan hidupnya. Perihal jatuh cintalah, tanpa sadar, seseorang bisa menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya karena ia tahu, bawa ia dan seseorang yang dicintainya perlu mendapatkan yang terbaik pada akhirnya.
Ada yang bertanya, mana yang dipilih antara kamu mencitai orang yang tidak mencintaimu atau sebaliknya. Padahal kita sendiri tahu, bahwa setiap pilihan bahkan selalu membawa suka dukanya masing-masing. Tak ada jaminan jika bersama dengan orang yang saling mencintai, rasa yang ada akan dirawat sebaik-baiknya karena bisa saja keduanya berpikir bahwa jika memang keduanya masih sama-sama mencintai, tanpa usaha apapun, cinta itu akan tetap ada. Dalam waktu yang lama. Dan lagi, pertanyaan itu pula, tak punyai jawaban pasti sebagaimana seharusnya. Karena setiap manusia, memandang jatuh cinta dengan cara yang berbeda-beda.
Tak Peduli Siapa Yang Lebih Dulu Menaruh Hati. Pada Akhirnya Rasa Tetaplah Hal Indah Yang Tak Layak Menjadi Sia-Sia
Ada yang bilang, perempuan baiknya bersama dengan seseorang yang mencintainya, walaupun ia tak menaruh rasa sejak pertama. Karena katanya, dengan segala usaha, pada akhirnya perempuan akan merasakan cinta walau pada waktu yang entah kapan akan tiba. Lalu, pada seorang pria adalah kewajibannya untuk mengusahakan segalanya untuk seseorang yang ia cintai pada akhirnya. Bukankah hal ini terasa menjadi tak adil terasanya? Karena kita sama-sama tahu, bawa rasa cinta bisa datang lebih dulu entah kepada perempuan atau prianya lebih dulu.
Yang perlu kita sadari adalah, setiap rasa yang hadir, ialah hal indah yang tak layak dijadikan alasan untuk saling menyakiti satu sama lain. Menjadikan alasan untuk merebut apa yang tak menjadi haknya pula. Karena rasa yang indah tak pernah layak dijadikan sia-sia. Karena rasa yang indah pula, tak patut untuk diperlakukan dengan cara yang tak berharga.
Mencintai Dan Dicintai Pada Akhirnya Adalah Sebuah Anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa. Bagaimanapun Menyikapinya, Semoga Tak Tinggalkan Luka Mendalam Bagi Kedunya
Ada yang bahagia tatkala ia mampu berjuang sekuat yang ia punya untuk seseorang yang dicintainya. Ada pula, yang terus menghargai rasa dan perjuangan dari seseorang yang mencintainya bahkan jika saat itu ia jua belum menaruh rasa yang sama. Entah mana yang kita terima lebih dulu, keduanya selalu memberikan sepaket bahagia dan duka yang beriringan. Yang memberikan kita napas baru, dan cara pandang baru dalam menikmati kehidupan. Hingga kita menyadari bahwa dicintai atau bahkan mencintai adalah anugran Tuhan.
Lalu, kita sebagai manusia, kini hanya tinggal memilih. Untuk mengusahakan hal yang sama, dengan cara yang tentu berbeda bagi setiap manusia. Atau, berani untuk berkata sejujurnya di muka, hingga kita tak lagi menunda perasaan duka pada seseorang yang mungkin tak pernah kita cintai sejak pertama.
Entah hidup bersama dengan yang mencintai atau dicintai lebih dulu, pada akhirnya tergantung pada bagaimana sikap kita sebagai manusia. Untuk memilih jujur dan menghargai satu dengan lainnya. Hingga pada akhirnya, kita sadar bahwa tak sebaiknya jatuh cinta yang membuat kita menjadi makhluk yang berbeda, tak harus tinggalkan trauma.