Aku butuh dukungan dari kamu. Aku ingin kamu yang dulu. Kamu yang hangat, kamu yang tulus, kamu yang apa adanya. Kamu yang membimbingku untuk jadi istri yang baik, kamu yang meluruskan saat aku salah, kamu yang bisa membuatku tertawa dengan tingkah bodoh kamu, kamu yang membuatku ternganga dengan sudut pandangmu tentang hidup yang ngak pernah kebayang dan kepikiran sama aku, kamu yang bikin aku nyaman dan tentram saat ada di sisimu. Tapi kenapa sekarang kamu berubah?
Dan kali ini, ambisi membuatku kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupku. Harusnya dari dulu aku bisa mengukur dirimu, mana yang harus aku lakukan, mana yang harus aku tunda. Karena terkadang, hidup bebas tentang prioritas. Tidak semua yang kita inginkan, harus kita dapatkan dalam sekali waktu. Ada banyak keinginan yang harus kita tunda karena memang tidak pantas. Memaksakan diri Anda akan menimbulkan sakit pada akhirnya. [Kutipan Buku Genap3]
Bila Sudah Menerima Seharusnya Tak Marah, dan Bila Sudah Menerima Harusnya Tidak Kesal dan Mengalah, Bukan?
Jika kita sudah menerima, harusnya kita tidak perlu lagi. Jika kita sudah saling percaya, haruslah kita jauh lebih tenang. Dan saya harus belajar lebih banyak tentang itu. Aku juga harus menikahi bagian dirimu yang lain; hati kamu, pikiran kamu, kesibukan kamu, bagian yang belum aku tahu, bagian yang tidak aku suka, juga bagian-bagian lain agar kita benar-benar menggenap utuh. Dan tentu saja, kamu juga harus demikian; terhadapku. Kesepakatan, ya?