Pasti selama hidup kita, Tuhan sudah menakdirkan banyak pertemuan dalam hidup yang tujuannya agar kita belajar belajar dan belajar. Berlajar dari hikmahnya, belajar untuk lebih baik dan lebih pantas untuk dijadikan bekal selanjutnya dalam menjalani kehidupan yang Tuhan limpahkan.
Dan Pasti, banyak pula cinta yang kita rasakan, jatuh bangun kita kejar, atau diam diam kita doakan. Namun, dari sekian banyak cinta yang pernah terlewati dan kita rasakan. Cinta terbaik tetap datang hanya dari jodoh terbaik pilihan Tuhan. Dan saat kita mendapatkannya dengan cara baik dan dalam keadaan juga hubungan yang sudah halal.
Tuhan Menghadirkan Banyak Cinta, Ada Cinta Terindah Dengan Kesan Tak Terlupakan, Ada Pula Cinta Yang Menyakiti, Hingga Melupakannya Terasa Sulit Karena Rasa Benci
Saat kita mulai berpetualan dalam cinta dan hubungan, kita diberikan banyak pelajaran lewat kisah cinta yang berbeda beda pula. Ada cinta yang terasa sangat indah dan manis, yang mengajarkan pada kita bagaimana menjalin hubungan yang baik, bagaimana seharusnya dua insan menggunakan dan melampiaskan cinta dijalan Allah SWT, sehingga cinta itu terasa sangat indah dengan kesan yang sulit terlupakan saat ternyata bukan akhir pencarian.
Ada pula cinta yang justru berbanding terbalik, saat kita sudah begitu berharap, begitu berjuang. Akhirnya malah menyakiti dan berakhir dengan kesia sian. Disini kita belajar lebih dalam arti dari makna, ikhlas, sabar dan tulus dalam hubungan.
Tuhan Menakdirkan Kita Entah Mencintai Hanya Lewat Doa Hingga Terang Terangan Mengungkapkan Cinta
Begitupun cara kita dalam menjalani cinta cinta itu sudah Allah takdirkan dalam hidup. Ada dari kita yang mampu menahan nafsu untuk memiliki dan berhasil istiqomah melewati kesendirian dengan fokus memantaskan diri. Cukup mencintai dan mengagumi dalam doa, dan beberapa kali menyebutkan namanya, namun tetap memasrahkan akhirnya kepada sang Pemilik Hati.
Ada pula diantara kita, yang mau mengambil resiko patah hati dan terluka lebih dalam dengan secara langsung mengungkapkannya. Berharap bahwa cinta itu tak menyakiti dan berjuang bersama menjaga komitmen. Namun nyatanya, ternyata kisahnya harus berakhir dan dia bukan yang terbaik pilihan Tuhan.
Namun, Ingatlah Dari Sekian Banyak Cinta, Cinta Terbaik Tetap Cinta Yang Halal Karena Di Mulai Dari Menjemput Dengan Cara Yang Di Ridhoi Allah
Jika kamu meluangkan dan melampiaskan cinta dengan diam, tandanya kamu sedang berpuasa dan menahan diri. Jika kamu memyatakan cinta untuk pacaran dan hal maksiat lainnya tandanya cintamu membawa dosa dan keburukan. Sehingga tak ada lebih baik selain menjemput cinta dengan cara yang halal, dalam ikatan suatu pernikahan dan janji suci di hadapan Tuhan.
Cinta yang dibangun bersama bukan hanya janji dan harapan, tapi bukti dan sumpah langsung dihadapan Tuhan yang pasti akan dipertanggungjawabkan.
Selain Itu, Seindah Apapun Cinta Masa Lalumu. Terbaik Adalah Cinta Yang Halal. Karena InsyaAllah Berasal Dari Jodoh Terbaik Yang Tuhan Berikan
Saat Tuhan memberikan ujian ujian dalam cinta. Sebenarnya kita sedang berusaha memantaskan diri agar saat bertemu jodoh yang terbaik kita sudah pantas mendapatkannya. Saat Tuhan memberikan cinta yang salah dan menyakitkan untuk kembali mengingatkan kita bahwa perihal jodoh adalah urusan Allah dan sudah ditentukan bahkan sebelum kamu menapaki bumi manusia.
Sehingga tetap yang terbaik adalah cinta yang halal. Bukan hanya karena dia sudah menjemput dengan cara yang baik. Tapi berasal pula dari jodoh yang terbaik pilihan Tuhan
Jadi Lebih Baik Halalkan Dulu Baru Bangun Cinta Bersama, Jangan Buat Jatuh Cinta Lalu Ditinggalkan
Jika memang belum siap, maka siapkan diri dengan lebih banyak memantaskan diri dan cukup mencintai dalam diam. Itu lebih baik daripada kamu mengetuk hati seseorang, tapi masih belum siap menghalalkannya, yang justru sama saja mengajaknya ke lembah maksiat.
Lalu, bangun cintamu, jatuh cintalah setelah halal dan membuat hubungan yang indah berdua. Karena InsyaAllah itu adalah cinta yang terbaik yang Tuhan titipkan dalam hidupmu yang juga akan menemanimu ketika di JannahNya Kelak.