Bodoh, Aneh dan Ngeselin, saat ada seorang suami yang mengatakan malas memberikan sepenuhnya nafkahnya kepada istri, karena menganggap istri adalah orang lain yang kebetulan di nafkahi dalam hidupnya. Bodohnya karena dia mengutarakan hal tersebut, karena beralasan adanya mantan istri ataupun suami. Sehingga khawatir nantinya, rezekinya akan jadi sia sia, jika ternyata berpisah.
Padahal, sudah bolak balik diterangkan, bahwa dalam rezeki suami ada rezeki istrinya, dan justru kelancaran rezeki suami adalah berkat doa seorang istri. Bukankah saat menikah, laki laki telah mengucapkan ijab qabul yang berarti seluruh tanggung jawab istri berpindah dari orang tuanya kepadanya. Istri bukan lagi orang lain, tapi justru satu kesatuan yang Allah takdirkan bersama, yang disebut jodoh.
Bahkan, saat nanti orang tua sudah tiada, anak sudah sibuk dengan kehidupannya sendiri. Hanya istrimu, catat, hanya istrimu yang akan mendampingimu di hari tuamu, yang tetap melayanimu sepenuh hatinya, yang juga akan dipersatukan denganmu di akhirat kelak.
Ketika Masih Lajang, Saat Lelaki Disibukkan Dalam Mencari Rezeki, Allah Melimpahkan Rezeki Hanya Padanya. Baru Setelah Menikah, Saat Suami Bekerja Keras Mencari Rezeki, Maka Di dalamnya Ada Rezeki Istri Yang Dititipkan Padanya
Ketika kamu dalam kondisi masih sendiri, bujang atau lajang, kamu berkerja keras untuk menghidupi dirimu sendiri, dan sebagian menabung untuk masa depan. Semua rezeki yang kamu kumpulkan, memang adalah hakmu dan terserah kamu mau dibuat apa saja.
Tapi berbeda, saat kamu sudah menikah dan memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga dalam urusan mencari rezeki. Istrimu dengan setia melayani dan menunggumu pulang kerumah. Dan setiap pundi rezeki yang kamu dapatkan di hari itu, ingatlah, bahwa di dalamnya ada rezeki istri yang dititipka padamu. Sehingga ada hak istri di dalamnya yang wajib kamu berikan.
Lagipula, Justru Kebahagiaan Istri Adalah Pembuka Pintu Rezekimu. Saat Kamu Mampu Memenuhi Tanggung Jawabmu Sebagai Suami, Mampu Menafkahi Istri Lahir Batin, Maka Akan Di Permudah Urusanmu Termasuk Rezekimu
Lebih baik pelajari kembali arti tanggung jawab suami dalam rumah tangga. Tanggung jawabnya sangatlah besar, bukan hanya dia adalah tameng dosa untuk istri dan anak anaknya, namun juga harus dan wajib memenuhi segala kebutuhan istri, mulai dari sandang, pangan, papan dan kebutuhan lainnya baik lahir dan batin.
Bahkan, sebenarnya yang melayani, menyiapkan dan bertanggung jawab pula dalam urusan rumah tangga adalah suami. Tugas istri cukup patuh, mendoakan suami dan melayani suami sebaik mungkin. Jika istri membantu pekerjaan suami dalam mengurus rumah dan keluarga, itu karena ingin mendapatkan ridho suami serta wujud rasa cinta dan pengabdiannya.
Jadi ingatlah, saat rezekimu lancar itu berkat kamu bisa membahagiakan istrimu, dan berkat doanya kepadamu. Jadi pastikan istrimu adalah ratu dalam rumahmu, bukan babu untuk sekedar melayanimu.
Dan Pahamilah, Istrimu Adalah Jodohmu, Bukan Orang Lain. Bahkan Namamu dan Namanya Sudah Di Tuliskan di Lauhul Mahfudz Sebelumnya. Dia Yang Akan Selalu Setia Mendampingimu Hingga Kematian Menjemput, Bahkan Meraih Surga Bersamanya
Bodoh, jika menganggap istri adalah orang lain, padahal kamu dan istrimu adalah satu kesatuan yang Allah pasangkan. Ibarat, dia adalah tulang rusukmu, pelengkap hidupmu dan belahan jiwamu. Jodoh adalah satu kesatuan yang takdirnya sudah tertuliskan di Lauhul Mahfudz, yang akan menjalani kehidupan bersama hingga kematian memisahkan. Bahkan, dipertemukan kembali dalam surga Allah.
Nantinya, saat orang tuamu sudah pergi terlebih dahulu, anak anakmu sudah di sibukkan dengan keluarganya masing masing, hanya istrimulah yang akan menemanimu di masa tua. Membuatmu tetap berharga dan merawat serta mencintaimu sepenuh hatinya.
Meskipun Memang Tak Semua Pernikahan Langgeng, Ada Mantan Istri dan Suami. Tetap Saja, Saat Masih Bersamamu, Istrimu Adalah Tanggung Jawabmu Yang Akan Dimintai Pertanggungjawaban kelak
Memang pernikahan tak menjamin seseorang akan bersama dengan pasangan selamanya. Ada yang berpisah lewat perceraian atau kematian. Namun, ketika seorang wanita kamu halalkan, nikahi dan menjadi tanggung jawabmu. Maka selama itu pula, kamu wajib memenuhi hak haknya, membahagiakannya dan memberikan yang terbaik untuknya.
Lagipula, kamu harus yakin saat kamu sudah memenuhi tanggung jawab sebagai seorang suami dan kepala rumah tangga dan membimbing keluargamu. Istrimupun akan berusaha melayanimu dengan baik dan sepenuh hati. Dan perpisahan tidak akan terjadi, justru keluargamu bisa menjadi salah satu keluarga samawa.
Jadi Jangan Pernah Menganggap Istri adalah Orang Lain Yang Kebetulan Kamu Nafkahi. Penuhi Haknya, Cintailah Dia. Karena Dia adalah Belahan Jiwamu. Percayalah Tanpanya Kamu Tidak Akan Pernah Sukses Ataupun Bahagia
Justru dengan menganggap istri adalah orang lain dalam hidupmu, akan menjadikan keluargamu, kesuksesanmu lama kelamaan akan hancur berantakan. Karena sama saja kamu sedang menzalimi istrimu sendiri. Tanpanya, kamu tidak akan pernah bahagia, tanpa doanya kamu tidak akan pernah meraih kesuksesan.
Dia lebih dari seorang partner hidup. Dia adalah belahan jiwamu, yang menerangi raga dan jiwamu. Nantinya, disaat istrimu pergi terlebih dahulu di masa tuamu, maka hatimu akan kosong dan merindukan saat saat bertemu kembali dengannya di Jannah sana.