Banyak cara untuk mencintai, ada yang mencintai dengan cara terang-terangan. Dia yang mencintai dengan jelas tanpa malu mengungkapkan semua rasa kasih sayangnya dimana pun, bahkan tak jarang sampai membawa ke dunia kenistaan karena memang belum halal. Dia tak malu dan bahkan merenggut kehormataman kekasihnya atas nama cinta yang suci. Padahal seharusnya lelaki yang baik itu bukan meminta pembuktian, melainkan segera menghalalkan.
Namun ada juga sebagai mereka yang tak bisa membisikkan rasa suka ke langsung kepada orangnya dan memilih selalu berusaha memperbaiki diri terlebih dahulu. Dia juga tak lupa untuk meminta kepada Sang Khalik dalam doa-doanya untuk segera membukakan hatinya dipersatukan. Kadang dia meminta di sepertiga malam dengan doa-doa yang khusyuk dan kadang memohon di heningnya subuh.
Bukannya Tak Cinta dan Tak Ingin Memamerkan Kemesraan Dengan Dia yang Di Inginkan, Hanya Saja Dia Tahu Batasnya.
Mungkin kamu yang sedang jatuh cinta kepada dia merasa kenapa kita tak saling mengungkapkan perasaan saja. Padahal kita sudah sama-sama mengenal dengan baik, dan dari obrolan juga sering terjadi benih-benih cinta. Hanya saja kita masih sebatas teman dan mengetahui bahwa cinta itu bukan hanya perihal kemesraan tapi harus disatukan dalam ikatan suci yang bernama pernikahan.
Dibalik rasa malu-malu kita, mungkin ada doa-doa yang selalu kita langitkan kepada Allah dan berharap doa-doa tersebut saling menyapa. Lalu hati kita terbuka untuk segera menghalalkan kisah cinta tanp adanya pacaran. Indah bukan?
Sejujurnya, Di Depanmu Memang Aku Tak Banyak Bicara dan Cenderung Dia, Tapi Tahukah Kamu Bahwa Namamu yang Paling Sering Kuperbincangkan di Hadapan-Nya.
Mungkin jika bersamamu obrolan kita tak selalu banyak dan bahkan kita lebih sering mengobrol bersama teman-teman kita. Meski dalam pertemuan bersama dengan sabahat kita, lebih banyak sebagai pendengar yang baik. Sebenarnya bukannya aku tak ingin menghabiskan waktu bersamamu, mengobrol di bawah balutan senja di pantai. Atau berkemah di lokasi yang dingin sambil minum teh hangat dengan obrolan masa depan.
Tapi aku sadar betul bahwa hal tersebut belum bisa dilakukan karena hubungan kita belum halal. Tapi satu hal yang pasti, aku selalu menyebut namamu dalam setiap dekapan doa-doa ku. Berharap kelak kita disatukan dalam ikatan yang suci, lalu merencakan semua tentang masa depan bersama dan menua bersama.
Aku Tak Ingin Membawamu Kesana Kemari, Sebelum Orang Tua Kita Menyetujui Hubungan Kita Dalam Ikatan yang Halal.
Mungkin kita tak seperti orang lainnya, yang sangat mudah berjalan-jalan kesana kemari. Hari ini ke pantai, minggu depan ke gunung dan malam minggunya nongkrong di kafe lalu menonton flim di bioskop. Romantis bukan?
Tapi aku tak ingin melakukan semua itu sekarang, karena cinta yang belum pasti bisa jadi akan berakhir dengan sia-sia. Dan kelak hanya menyisahkan luka yang mendalam dan membuat hati meringis selalu. Karena aku tak ingin kelak ada kata mantan di antara kita, meski memang jika mantan minta balikan, bisa kembali menjalin hubungan lagi.
Biarlah kelak kita menghabiskan waktu bersama, setelah orang tua kita saling bertemu lalu menyetujui hubungan kita dalam ikatan yang halal. Sehingga tak ada kewas-wasan kelak jika pergi kemana saja. Tak ada tatapan-tatapan sinis dari berbagai mata, tak akan ada aib yang harus di tutup-tutupi karena hubungan terlarang dan tak ada istilah menikah karena kecelakaan.