Bapermulu.com – Perceraian dalam rumah tangga bisa terjadi karena berbagai faktor. Bisa terjadi karena faktor eksternal seperti pelakor, atau internal yaitu keretakan yang tidak disadari oleh kedua pasangan. Mereka tidak menyadarinya, mungkin karena tidak ada komunikasi sebelumnya. Sehingga, hubungan terlihat baik-baik saja dari luar, ternyata sudah ada yang mulai merongrong dari dalam.
Oleh sebab itu, sebagai orang yang ingin rumah tangganya bertahan, hingga menggapai goal bersama yaitu SAMAWA dunia akhirat. Penting, untuk kamu dan pasanganmu mengerti soal faktor-faktor internal yang bisa jadi menjadi keretakan hubungan tanpa disadari.
Juga, segera atasi, jika memang hal itu sedang terjadi pada hubungan rumah tanggamu. Jangan sampai, kamu atau pasanganmu menyesal nantinya, sebab baru menyadarinya setelah perpisahan.
1. Istri Yang Terlalu Mandiri
Wahai istri, ketika kamu bersama dengan suamimu, akan lebih baik jika kamu tidak terlalu mandiri atau menyelesaikan semua urusan sendiri. Hal ini, agar suamimu berperan lebih aktif. Dia bukan hanya sebagai pasangan atau kepala keluarga. Tapi, juga pelindung dan pahlawan bagi istri dan anak-anaknya.
Contoh sederhana saja, saat kamu bersama suamimu, usahakan berikan tugas-tugas yang sekiranya cukup berat kepadanya, seperti minta tolong angkat gallon, pasang gas, benerin genteng rumah, bahkan mengusir tikus atau kecoak. Tampil lemah dan manja di hadapan suami, meski sebenarnya kamu dapat menyelesaikan semua permasalahan sendiri, akan membuat suami serasa diandalkan dan dibutuhkan kehadirannya.
Memang, untuk beberapa kasus, ada banyak suami yang menggerutu terlebih dahulu atau merasa istrinya terlalu lebay, saat dimintai tolong. Bahkan, ada yang mulutnya kurang pendidikan, dengan mengatakan hal yang tak mengenakkan. Namun, sabar saja dulu, telan mentah semua ucapan itu tanpa memasukkan ke hati.
Jika kamu sampai memasukkan ke hati dan bersikap terlalu mandiri. Justru, akan membuat dia semakin menjauh dan hubungan menjadi hambar. Pintar-pintar saja mengubah omelan suami itu sebagai candaan. Sebab, jauh dilubuk hatinya, suami yang bertanggung jawab akan merasa senang, jika dirinya diandalkan dan dibutuhkan istri.
2. Suami/Istri Mulai Suka Main Rahasia-Rahasiaan. Komunikasi Kurang Terbuka Dan Tak Jujur
Jika kamu ingin mencari tempat curhat, berkeluh kesah, mengungkapkan mimpi. Pertama, datangilah Allah SWT dalam sujudmu. Kedua, sampaikan kepada pasangan saat we time bersama. Ketiga, jika kamu merasa masih kurang cukup, kamu bisa mendatangi orang yang tepat atau ahlinya dari permasalahan yang sedang kamu hadapi.
Ingatlah, setelah Allah SWT, pasanganmu adalah tempat terbaik untuk berbagi. Jangan ragu, malu, bosan atau kesal mengungkapkan apa yang ada dalam hati dan pikiranmu kepadanya. Meski, kadang tanggapannya tak mengenakkan sekalipun. Berusahalah, untuk selalu membangun komunikasi, diselingi dengan candaan atau info-info terupdate soal sekolah, anak, pendidikan, bahkan negara sekalipun.
Bicarakan apa saja, yang sekiranya membuat suasana menjadi nyaman. Hal ini, dapat kamu lakukan sebelum tidur atau saat menghabiskan waktu bersama. Ingat bukan, bagaimana saat cinta monyet dulu, kamu sangat nyaman berbicara apa saja dengan pasanganmu. Maka terapkan pula hal itu setelah pernikahan.
3. Pelayanan Istri Yang Terlewat Baik, Sampai Lupa Mencintai Dirinya Sendiri
Setelah menikah, kebanyakan wanita akan memberikan segalanya pada pasangan dan keluarga. Mereka bekerja 24 jam penuh tanpa mengeluh, melayani dan memberikan pasangan, juga anak-anak pelayanan terbaik dalam hidupnya. Dia sepenuhnya memberikan jiwa dan raga untuk memastikan bahwa keluarganya, suaminya dan anak-anaknya dalam keadaan yang siap untuk menempuh hari.
Bahkan saking sayangnya, Si istri, sampai jarang sekali mau membeli sesuatu untuk dirinya atau untuk menyenangkan hatinya. Dia lebih mengutamakan kebutuhan rumah tangga, daripada dirinya sendiri. Sebab merasa, kepuasan suami dan kebahagiaan anak-anaknya, telah menjadi hidupnya.
Namun, tahukah kamu para istri. Bahwa saat kamu terlalu fokus pada kenyamanan dan kebahagiaan keluarga. Sedikit demi sedikit kamu akan berubah dan tak semua orang siap pada perubahan itu, misalnya saja suamimu. Sebab, terbukti banyak suami yang menyeleweng dengan menyalahkan istrinya yang berubah baik secara fisik atau perhatian sejak dari awal menikah. Banyak suami yang merasa tidak diperhatikan kebutuhan matanya, sebab istri terlalu sibuk pada keluarga dan anak-anak.
Meski, ini memang tak sepenuhnya salah wanita, sebab banyak suami yang sebenarnya tidak mampu mencukupi atau memberi nafkah hanya pas-pasan. Tapi, tidak ada salahnya, untuk istri lebih mencintai dirinya sendiri. Bekerja sama dengan suami dengan memintanya untuk membantu mengurus anak atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Jangan membebani diri, dengan berpikir bahwa semua pekerjaan adalah tanggung jawab dan kewajiban. Ingat, secara agama tugas itu malah sebenarnya adalah tanggung jawab suami, istri hanya membantu.
4. Suami Yang Cuek, Tak Perhatian Dan Dingin Pada Istri Sendiri
Untuk kasus ini, sebenarnya agak membingungkan. Kok bisa, ada suami yang bersikap dingin, cuek dan acuh pada istrinya sendiri. Wanita yang dipilihnya sebagai pasangan hidup, pasangan beribadah dan ibu dari anak-anaknya. Sebab, secuek apapun lelaki, jika bersama orang yang dicintainya, seharusnya bisa berubah menjadi lembut dan bersahaja.
Jika memang sikap cuek dan dingin itu memang karakter yang melekat. Cobalah untuk para suami lunakkan sedikit pada istrimu. Tidak harus, dengan berubah menjadi pribadi yang romantic, namun siap siaga saat istri membutuhkan bantuan. Ringan tangan membantu istri dan selalu memberikan kebutuhan istri tanpa kata.
Cinta itu dapat diimplementasikan dengan banyak cara, dan lelaki cuek biasanya lebih menunjukkan cinta itu dengan perbuatan daripada perkataan. Tidak perlu merasa malu, apalagi turun harga diri. Kan, kalau keluarga senang dan bahagia, kamu juga akan merasakan kesenangan itu.
***
Sebenarnya masih banyak lagi, faktor internal yang bisa menjadi awal keretakan dalam rumah tangga, jika tidak segera diatasi oleh pasangan. Kebanyakan masalah-masalah itu sebenarnya bisa diatasi dengan komunikasi bersama pasangan. Tidak memendam masalah sendiri apalagi dengan menyimpannya dalam hati.
Ingatlah, bahwa pasanganmu bukan hanya seseorang yang Allah hadirkan untuk menemani hidupmu. Dia juga rumahmu, temanmu, sahabatmu, keluargamu dan segala hal dalam hidupmu. Sehingga, jika ada hal yang mungkin membebankan hatimu dalam hubungan, jangan merasa ragu untuk mengkomunikasikan segala hal.
Apabila, tanggapannya buruk dan tak baik, itu bisa menjadi salah satu alasan untuk berhenti bertahan, saat kamu memang tak mampu menanggungnya sendirian. Namun, percayalah, pasangan yang benar benar tepat dan jodoh terbaikmu, akan mendengarkanmu, menenangkan hatimu, dan membantumu untuk mencari solusi dari setiap masalah yang sedang kamu hadapi.