Meski secara fisik wanita itu terlihat lemah, dan secara kodrat, wanita adalah makhluk yang seharusnya dilindungi. Wanita tetap bisa menjadi pribadi yang terkuat, ‘super woman’, saat dia menggunakan perasaannya, cintanya untuk mempertahankan dan melindungi.
Itu terbukti, dari banyaknya kisah, dimana wanita yang selalu bertahan walau hubungannya tak lagi menyenangkan. Dia tetap mau diajak hidup sesusah apapun, saat dirinya sudah terlanjur jatuh cinta pada seseorang.
Dia pun dengan sigap berdiri di garis paling depan, saat ada yang berusaha merebut, merampas ataupun menyakiti apa yang dimiliki, juga dicintainya dengan sepenuh hati.
Sehingga benar, wanita mampu untuk menjadi ‘super woman’ bagi keluarganya, kekasihnya dan anak-anaknya. Jika memang itu yang diperlukan untuk membuat semua orang yang dicintainya bahagia.
Wanita Bisa Jadi ‘Super Woman’ Saat Sudah Memberikan Hati, Cinta Dan Kepercayaannya Pada Seorang Pria. Mampu Bertahan Dalam Keadaan Susah Maupun Senang. Senang Hati Meski Harus Berjuang Dari Nol Bersama
Cinta dan rasa percaya itu, mampu membuat seorang wanita meninggalkan segala kenyamanan yang dimiliki saat hidup bersama keluarganya. Dia rela untuk hidup dalam keadaan paling susah sekalipun, saat dia sudah memberikan kepercayaannya pada seorang pria.
Dia rela untuk meninggalkan segala ambisi, cita-cita dan mimpi yang susah payah dibangunnya sedari kecil, sebagai bentuk pengabdian. Dia siap, saat prianya mengajaknya berjuang bersama dari nol, menahan dirinya saat ingin memanjakan diri dan memuaskan hasratnya sebagai wanita pada umumnya.
Dia tak mengeluh, dia pun tak membantah. Sadar akan kepatuhannya pada lelaki yang bergelar suami itu. Wanita lebih mengedepankan kesenangan dan pelayanannya untuk prianya seutuhnya. Sebab, rasa cintanya membuat dirinya kuat, rasa percayanya membuat dirinya yakin, bahwa bersama dengan pria itu adalah takdir kebahagiaan yang Tuhan anugerahkan dalam hidupnya.
Wanita Bisa Jadi ‘Super Woman’, Saat Dia Kadang Harus Menelan Kesedihan dan Pahitnya Hidup Sendirian. Agar Orang-Orang Yang Di Sayanginya Tetap Bahagia
Jika kamu ingin tahu apa itu tabah, ikhlas dan pura-pura bahagia. Maka, tanyakanlah pada seorang wanita, seorang istri dan seorang ibu untuk anak-anaknya. Bagaimana mereka, tetap bisa tersenyum bahagia dalam segala kondisi dan keadaan.
Pandai menyembunyikan aib suami dan keluarganya. Pandai menjaga dirinya dan harta suaminya. Pandai, mengatur segala keruwetan dalam rumah tangga, namun tetap bisa bahagia dan ikhlas menjalani peran sepenuh hati.
Wanita itu, dia siap menelan semua kesedihan, kerepotan dan kepahitan dalam hidup sendirian. Dia tidak mengeluhkan betapa lelahnya dirinya dalam menjalani perannya meski dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Dia tetap selalu semangat menjalani hari, melayani suami dan anak-anaknya, dan menyimpan bebannya agar orang-orang yang disayangi tak ikut sedih atau khawatir.
Sebab dia menyadari bahwa kebahagiaannya adalah melihat suami dan anak-anaknya bisa menjalani hari dengan sebaik mungkin, juga melihat anak-anaknya tumbuh dewasa dalam keadaan baik dan tak kekurangan.
Wanita Bisa Jadi ‘Super Woman’ Untuk Mempertahankan Apa Yang Dicintai dan Dimiliki. Jadi, Jangan Kaget Saat Melihat Dia Mampu Bertahan Pada Hubungan Yang Sudah Tak Lagi Menyenangkan Hatinya
Pernahkah engkau mendengar suatu kisah, di dalam suatu keluarga, wanita yang paling banyak merasakan rasa penderitaan, tapi dia memilih bertahan dan tidak pergi. Dalam suatu hubungan, seorang wanita rela untuk diperas hidupnya, rela untuk terus bersabar dan rela untuk berjuang sendirian.
Bahkan, jika meski dia dikhianati oleh seorang pria, wanita lebih memilih untuk pura-pura bodoh, lugu dan tetap percaya bahwa kekasihnya hanya sedang khilaf, pasti ada hari dimana dia sadar kembali, juga pulang padanya dan anak-anaknya.
Bagimu yang membaca, pasti akan mengumpat, bahwa wanita itu adalah seorang yang bodoh dan mau dibodohi. Kamu akan berpendapat, seharusnya dia pergi saja, seharusnya dia membuang pria seperti itu, seharusnya ini dan seharusnya itu.
Namun, kamu lupa, kalau wanita bisa jadi terkuat, bisa jadi ‘super woman’ ketika harus mempertahankan apa yang dimiliki dan dicintai. Jika, dia pergi, dia memikirkan bagaimana nasib anak-anaknya?
Jika dia memilih menyingkir, lalu bagaimana dengan keutuhan keluarga yang diperjuangkan selama ini? Bagaimana dirinya di mata keluarganya? Bagaimana masa depan untuk anak-anaknya nanti? Dan semuanya kesedihan-kesedihan yang muncul jika dia menyerah.
Oleh sebab itu, sekuat mungkin dia bertahan, sesabar mungkin, dia memilih untuk menelan kepahitan. Sebab dia seorang wanita, seorang istri, seorang anak, dan seorang ibu untuk anak-anaknya.
Wanita Bisa Jadi ‘Super Woman’ Saat Dia Berusaha Melindungi Orang-Orang Berharga Dalam Hidupnya. Juga, Rela Menukar Nyawa Untuk Hidup Mereka Yang Dikasihi
Ketika masih gadis, wanita menjadi makhluk yang termanja dan terlemah disisi lelaki. Saat menjadi istri, dia mulai berubah menjadi wanita yang kuat dan tegar, menemani suaminya dalam segala kondisi. Saat menjadi ibu, dia rela untuk menukar hidup dan nyawanya, untuk memastikan anak-anaknya terlindungi.
Semua itu adalah pengorbanan seorang wanita. Sehingga pantas, jika dia ingin melindungi dan menjaga keutuhan keluarganya dari siapapun. Dia siap memastikan bahwa tidak ada yang bisa merusak kebahagiaan dan keharmonisan dalam rumah tangganya.
Wanita bisa jadi sehebat itu, juga bisa jadi selemah itu. Jadi, jangan salahkan dirinya, saat dia mudah sekali marah, cemburu dan membenci, sebab dia begitu takut kehilangan dan takut ditinggalkan.
Wanita Bisa Jadi ‘Super Woman’. Dia Mungkin Tak Sekuat Lelaki. Namun, Dia Percaya Doa Tulusnya Mampu Melindungi dan Menjaga Siapapun Yang Dia Cintai
Berbeda dengan lelaki yang secara fisik dianugerahi dengan tubuh dan stamina lebih kuat. Wanita yang cenderung lebih lemah, hanya punya doa dan cinta Tuhan dalam hidupnya. Namun, dia selalu percaya bahwa kepasrahannya adalah kunci dari kebahagiaanya. Dia yakin bahwa ketulusan doanya, dapat menembus dan menggedor pintu langit.
Saat dia harus tersenyum dan terlihat semangat sepanjang hari, malamnya dia habiskan dengan bermunajat dan menangis untuk mendoakan keutuhan keluarga, juga masa depan anak-anaknya. Saat keluarganya tertimpa suatu masalah, dia berusaha sabar dalam menghadapi, berhati-hati dengan keluh kesahnya, dan lebih memilih memasrahkan pada sang pemilik kehidupan.
Lalu, saat ternyata keluarganya tak bisa dipertahankan dan tak utuh lagi, wanita harus bisa kembali berdiri dan bekerja keras untuk anak-anaknya. Hanya Tuhan dan cintaNya yang menjadi sandaran hidup dari awal hingga akhir perjuangan.