Bagaimanapun, dalam setiap hubungan ada yang berhasil membangunnya, ada pula yang akhirnya menyerah lalu memilih berpisah dengan berbagai alasan. Alasan seperti sudah tak lagi merasa nyaman, cepat bosan pada pasangan atau sudah merasa tidak lagi menemukan tujuan dan visi yang sama lagi. Intinya tidak ada kecocokan lagi.
Oleh sebab itu, benar apabila ada yang mengatakan bahwa ternyata jatuh cinta itu mudah, memulai hubungan itu bukan hal yang tersulit. Namun mempertahankannya dan menumbuhkan cinta itu agar selalu bersemi dan tak lekang oleh waktu. Itulah tantangan terberatnya
Nah, untuk lebih memahami dan menghindari, agar hubungan yang kamu jalin tetap bersemi, dan jangan sampai menjadi hambar. Maka, temukanlah alasan yang tepat dibaliknya. Dan semoga artikel ini bisa membantu kamu untuk menemukan masalah yang sedang terjadi dan segera memperbaikinya bersama pasangan
1. Berkurangnya Waktu dan Itensitas Kebersamaan. Kamu Terlalu Sibuk Sendiri Pada Urusanmu, Bahkan Saat Bersama Pasangan Sekalipun
Ketahuilah, bahwa kamu memang boleh dan bisa saja untuk tetap fokus pada masa depanmu dan dirimu sendiri. Meski setelah menjalin hubungan sekalipun. Apalagi, dalam hubungan yang sehat, kebanyakan pasanganmu akan mendukung semua hal yang kamu lakukan, bahkan memberikan kebebasan pada dirimu sendiri untuk mengembangkan bakat dan potensi.
Namun, salahnya adalah kamu melalaikan kepercayaan itu, kamu semakin bernafsu pada apa yang sedang kamu kejar. Hingga waktu yang sudah menipis karena harus disibukkan oleh pekerjaan masing-masing, semakin tak lagi bermakna saat kamu juga membawa pekerjaanmu ke dalam rumah tangga.
Ingatlah teman, bahwa kepeduliaan dan perhatian itu yang paling dibutuhkan dalam hubungan yang sehat. Kamu bisa saja mengejar apa yang kamu inginkan, tapi ingat pula, kamu harus memperhatikan orang-orang yang kamu sayang, yang juga butuh dirimu dan waktu bersamamu.
2. Dirimu Atau Pasanganmu Merasa Terdzalimi Dalam Hubungan Yang Kalian Jalani. Merasa Ada Yang Pincang dan Tak Lagi Selaras
Hubungan dibangun berdua. Maka seharusnya juga dijalani berdua, dipertanggung jawabkan dan diperjuangkan juga berdua. Tidak ada yang paling superioitas diantara kalian berdua dan tidak ada pula yang mendominasi. Kalian punya tanggung jawab, peran dan hak masing-masing yang harus dilaksanakan dan dipenuhi atau di dapatkan.
Sehingga, umumnya, hubungan akan terasa lebih hambar, apabila ada salah satu pihak, yang merasa bahwa dirinya terdzalimi oleh pasangannya. Dia merasa sudah lebih bekerja keras, sudah lebih berkorban banyak, sudah lebih banyak berjuang daripada pasangannya.
Tentu saja, jika hal ini dibiarkan berlarut tanpa ada komunikasi atau penyelesainnya. Rasa sakit dari perasaan terdzalimi itu akan mengikir rasa cinta dan keinginan untuk berpisah juga akan jauh lebih besar.
3. Gangguan dari Eskternal Atau Orang Lain Yang Mengusik Hubungan
Gangguan orang ketiga dalam hal ini, bukan hanya dari pelakor atau pebinor, lho ya. Tapi juga bisa hadir dari keluarga, tetangga ataupun orang lain, yang biasanya suka ikut campur dalam urusan rumah tangga kalian.
Faktor eksternal ini, juga bisa membuat hubungan yang dijalani menjadi lebih hambar. Hilangnya kepercayaan bahkan respek pada pasangan dan akhirnya berpikir bahwa berpisah jauh lebih baik. Sehingga, untukmu yang sedang menjalani hubungan.
Usahakan jangan sampai membiarkan adanya celah orang ketiga menganggu hubunganmu. Pastikan kalian belajar untuk membangun komitmen sepenuhnya, dan juga mendapatkan restu dari masing-masing keluarga.
4. Sifat Yang Kekanakan, Egois Hingga Terlalu Posesif Pada Hubungan
Untuk yang ke empat ini, mengarah pada hubungan yang toksik, ya. Kamu yang terlalu bucin pada pasanganmu, sehingga membiarkan dirimu bertahan pada hubungan yang salah. Tidak berani mengambil tindakan untuk berpisah atau setidaknya membela dirimu sendiri.
Intinya, kamu merasa terjebak dan terpaksa untuk tetap bertahan dan menjalani hubungan itu dengan alasan apapun. Nah, pastilah kalau masalah cinta dalam hubungan ini, biasanya sudah hilang dan lenyap. Kebanyakan mereka yang mau bertahan pun, itu disebabkan oleh faktor seperti anak-anak dan masalah finansial.
Oleh sebab itu, untuk teman-teman yang ingin menjalin hubungan, lebih baik teliti dulu ya, pasanganmu termasuk pasangan yang toksik atau bukan? Jika kamu menemukannya, sebelum terlalu jauh, maka lebih baik berpisah saja.
5. Merasa Sudah Tak Lagi Punya Kesamaan Visi Dan Misi, Sehingga Ketidak cocokan Itu, Sering Menjadi Penyebab Pertengkaran
Selanjutnya, yang sering membuat menjadi tak lagi bergairah dan hambar adalah ketidak cocokan dalam segala hal yang akan membuat rasa nyaman bersama pasangan mulai menghilang. Kamu tidak lagi merasa membutuhkan pasanganmu, begitupun sebaliknya. Kalian merasa sudah tak lagi sejalan dan sependapat dalam membangun hubungan.
Meski sebenarnya ada perasaan untuk terus bertahan, namun perasaan itu membuat kalian sering salah paham dan bertengkar pada masalah yang sepele. Lalu akhirnya mencari pelarian sendiri atau orang lain yang dirasa lebih baik dan akhirnya memilih untuk berpisah
6. Tidak Bisa Legowo Menerima Kekurangan Pasangan. Ada Saja Yang Kamu Tuntut Atau Bandingkan Dari Dirinya
Hubungan yang samawa, adalah hubungan yang dimulai dengan menerima pasangan seutuhnya, termasuk legowo menerima pula perubahan pasangan saat berjuang bersamamu. Sudah menjadi fakta, saat pertama menikah atau pacaran, pasanganmu akan terlihat begitu cantik, ramping dan sexy.
Namun, setelah beberapa tahun menjalin hubungan, melahirkan anak-anak, lebih mementingkan kebutuhan keluarga daripada kebutuhan pribadi. Maka perubahan itu pasti akan terjadi.
Nah, untuk kalian yang benar-benar punya cinta sejati dan tidak memandang fisik belaka. Pasti akan legowo dan tetap mencintai pasangannya sepenuh hati. Justru bersyukur sebab tahu bahwa segala perubahan dalam diri pasangannya adalah bentuk pengorbanan dan perjuangan yang tak akan pernah tergantikan.
Selain itu pula, bolehlah fisik seseorang berubah, namun rasa cinta yang besar akan selalu terpatri dalam hati. Namun, untuk kalian yang tak sanggup menerima perubahan pasangan, biasanya hal itu akan menjadi alibi agar bisa menghindar dan lepas tanggung jawab.
Padahal, cantik tidaknya pasanganmu itu adalah tanggung jawabmu, bahagianya dia pula, harusnya menjadi prioritas utama kamu. sehingga belajarlah legowo menerima kurang lebihnya dia, baik di awal hubungan atau selama apapun hubungan kalian telah berjalan.